TIMES MALANG, JAKARTA – Beredar foto di media sosial Twitter yang menampilkan seorang perempuan memegang surat kabar bergambar Bill Gates dengan judul "Depopulation Through Forced Vaccination: The Zero Carbon Solution" (Kurangi Populasi dengan Vaksinasi Wajib: Solusi Nol Karbon).

Foto tersebut diunggah akun @Fisher_Gol. Pengguna akun menyertakan narasi dalam unggahannya sebagai berikut:

这位女士把这份2011年的报纸收藏至今
头条标题：《零碳解决方案—通过强制接种疫苗消减人口》

Terjemahan:
Wanita ini telah mengumpulkan surat kabar 2011 ini sejauh tajuk utama: "Solusi Nol-Karbon-Kurangi Populasi dengan Vaksinasi Wajib"

Sumber: Twitter (https://twitter.com/Fisher_Gol/status/1429686224051077120)

CEK FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta, klaim bahwa Bill Gates menyarankan depopulasi dengan vaksinasi untuk tujuan nol karbon, salah. Mengutip turnbackhoax.id, surat kabar yang terbut pada 2011 tersebut salah mengartikan perkataan Bill Gates sehingga menimbulkan kesalahan informasi bagi pembaca.

Sumber: [SALAH] Bill Gates Menyarankan Melakukan Depopulasi Dengan Vaksinasi Untuk Solusi Nol Karbon | Turnbackhoax

Mengutip dari AFP, pidato asli Bill Gates berbicara mengenai menekankan pertumbuhan populasi sekitar 10-15 persen untuk mengurangi emisi karbon, daripada harus mengurangi populasi yang sudah ada. Pada tahun 2009, Bill Gates pernah merekomendasikan untuk mengurangi angka kematian anak, hal ini berkontra-diksi dengan klaim pada hoaks tersebut. Selain itu, The Gates Foundation telah berulang kali menolak tuduhan mendukung depopulasi.

Sumber: False posts about 'depopulation through forced vaccination' target Bill Gates | Fact Check AFP

KESIMPULAN

Menurut hasil penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, klaim Bill Gates menyarankan menyarankan depopulasi dengan vaksinasi untuk menghasilkan nol karbon, salah. Koran dalam foto yang diunggah itu salah dalam mengartikan perkataan Bill Gates.

Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, informasi tersebut masuk dalam kategori Misleading Content (Konten Menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
 
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.

----

Cek Fakta TIMES Indonesia

TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)