Berita

Antrean Mengular Terjadi di SPBU Kota Malang, Konsumsi Pertalite Meningkat

Kamis, 22 September 2022 - 19:03
Antrean Mengular Terjadi di SPBU Kota Malang, Konsumsi Pertalite Meningkat Antrian BBM yang terjadi di SPBU kawasan Brantas, Kota Malang, Kamis (22/9/2022) sore tadi. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Sejak kenaikan harga BBM hampir setiap hari menyebabkan terjadi antrian kendaraan bermotor, tak terkecuali di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Malang. SPBU di Kota Malang, tepatnya yang berada di wilayah dekat Stasiun Kota Baru Malan mengalami antrean yang mengular hingga berada di luar area SPBU.

Kebanyakan, mereka memilih antri panjang di jalur pengisian BBM jenis Pertalite,Kamis (22/9/2022) sore. Setelah adanya kenaikan BBM yang dimana Pertamax kini Rp14.500 per liter, Pertalite Rp10 ribu per liter dan Solar Rp 6.800 per liter, kebanyakan pengendara lebih memilih BBM jenis Pertalite dan Solar.

Section Head Communication and Relations PT Pertamina Patra Niaga wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus), Arya Yusa Dwi Candra bahwa konsumsi BBM jenis Pertalite memang terus meningkat setiap harinya.

"Ada kenaikan konsumsi BBM jenis Pertalite sampai 10 persen per hari (di Malang Raya). Ini naik dua persen ketimbang bulan lalu," ujar Arya, Kamis (22/9/2022).

Jika dihitung secara rinci, konsumsi BBM jenis Pertalite kini tembus 1.250 kilo liter (KL) per hari. Dari tingkatan konsumsi BBM tersebut, ternyata penyumbang atau pembeli paling banyak dari kendaraan roda empat (mobil).

"80 persen yang mengkonsumsi (BBM jenis Pertalite) adalah mobil. Artinya sekitar 1.000 KL yang diisi untuk mobil," ungkapnya.

Sementara, untuk sisanya sebanyak 250 KL mengalir ke kendaraan roda dua. Namun, untuk stok BBM, Arya mengklaim masih aman. Terutama pengiriman ke Malang yang masih diangka 2.200 KL per hari.

"Stok masih aman. Ketahanan distribusi plus cadangan setidaknya bisa sampai 10 hari," katanya.

Disisi lain, untuk BBM jenis Solar, lanjut Arya, ada kenaikan tujuh persen. Di bulan lalu, konsumsi Solar di angka 471 KL per hari. Namun saat ini sudah mencapai 503 KL per hari.

Selanjutnya, untuk BBM nonsubsidi, misalnya seperti Pertamax, masih konsisten di angka 119 KL per hari. Begitu juga Dexlite dan Sex masing-masing di angka 15 KL per hari dan 10 KL per hari.

"Meski ada kenaikan di BBM subsidi, kami tetap mengontrolnya di aplikasi MyPertamina, karena di sana sudah terdeteksi konsumsi BBM-nya," ungkapnya.

Melihat kondisi ini, Arya mengaku belum ada rencana melakukan pembatasan konsumsi BBM jenis Pertalite. Pihaknya kini tengah melakukan uji scan QR code subsidi tepat melalui aplikasi MyPertamina di SPBU. Hal itu berlaku bagi pengguna kendaraan yang sudah mendaftar dan mendapatkan QR code.

"Bagi yang belum mendapatkan QR code tetap bisa mengisi hanya saja nomor polisi akan dicatat oleh petugas," tuturnya.

Terpisah, salah satu pengendara di Kota Malang bernama Hendra saat ditemui di SPBU mengaku rela antri panjang untuk mengisi BBM jenis Pertalite.

Hal ini karena, diakui Hendra jika melihat harga Pertamax saat ini terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan pendapatan ia setiap harinya.

"Mau gak mau mas ya milih Pertalite. Saya biasanya Pertamax, tapi kalau sudah segitu harganya, gak mampu saya. Apalagi saya kerja juga di jalan, cari yang sesuai sama kantong aja," pungkasnya terkait antrean panjang SPBU di Kota Malang.(*)

Pewarta : Rizky Kurniawan Pratama
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.