TIMES MALANG, MALANG – Banyak manfaat yang telah dirasakan oleh Institut Teknologi Nasional (ITN Malang), setelah berhasil mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 500 KWp/0,5 MWp. Proyek yang telah berjalan sejak 2020 yang bekerja sama dengan beberapa pihak seperti PT Surya Utama Nuansa (Sun) Energy dari Jakarta itu, telah banyak memberikan kontribusi kepada banyak pihak. 

Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D, mengatakan, beberapa manfaat yang telah dirasakan dengan adanya PLTS terbesar di pulau Jawa ini yakni adanya efisensi beban pembayaran listrik yang harus ditanggung oleh Universitas. 

"setiap bulan itu juga menghasilkan efisiensi dari pembayaran kelistrikan gedung ITN 2 Malang sebesar 10-15 persen dari yang biasanya kita bayarkan ke PLN. Sehingga dari PLTS ini memang juga memberikan tambahan efisiensi untuk penggunaan listrik di ITN,” ucap Rektor, Selasa (4/7/2023).

Tak hanya itu, PLTS yang dikembangkan di ITN ini akhirnya juga banyak membuat pihak lain sadar akan pentingnya energi baru terbarukan (EBT), sehingga banyak pihak yang akhirnya menduplikat konsep yang dimiliki oleh ITN.

Rektor mentargetkan, kedepan, PLTS ini tidak hanya akan difungsikan sebagai sumber daya energi saja, tetapi juga dijadikan sebagai pusat riset energi baru terbarukan yang semakin inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat. 

“Kedepannya, kami berharap PLTS ini sendiri tidak hanya menjadi power bank saja. Tapi juga sebagai pusat studi dan pusat riset, training center, dan sertfikasi untuk engineer bidang PLTS,” imbuhnya.

Awan menambahkan, selama ini PLTS di ITN juga berfungsi sebagai wisata edukasi. Tak hanya untuk mahasiswa, tetapi juga pelajar dan masyarakat umum di seluruh Indonesia.

Sehingga pihaknya berharap, kolaborasi seperti ini, utamanya dengan PT SUN Energi bisa terus ditingkatkan, dan juga bisa mencakup ke berbagai sektor lainnya. Seperti fasilitasi mahasiswa untuk magang atau bekerja di perusahaan.

“Kami berharap bahwa lulusan kami bisa mendapatkan kesempatan untuk magang di PT SUN dan kemudian juga ada harapan agar dapat mendapatkan kesempatan kerja juga di sana. Dengan kualifikasi yang tentu saja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh PT Sun Energy,” pungkas Rektor.

Ditempat yang sama, Head of Marketing Sun Energy, Anggita Pradipta, mengatakan, nilai investasi yang diberikan oleh pihaknya untuk pembangunan PLTS di ITN pada tahun 2020 lalu mencapai Rp 8 miliar.

“Nah karena ini dibangunnya pada saat 2020, investasinya di kisaran Rp 7-8 miliar,” ungkap Anggita.

Pihaknya pun membuka peluang lebar untuk melakukan kerjasama lebih lanjut dengan ITN, karena menurutnya ITN Malang mempunyai SDM yang unggul dalam hal EBT. Sehingga kedepan, proyek semacam ini tidak hanya dilakukan di Malang saja, tetapi juga di daerah lain yang punya potensi untuk EBT. Sehingga bisa membantu pemerintah untuk mewujudkan adanya peningkatan EBT. (d)