TIMES MALANG, JAKARTA – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sudah mengumumkan struktur kepengurusan lengkapnya, yang terdiri dari individu-individu terpilih dari dalam dan luar negeri dengan keahlian tinggi di bidangnya.
CEO Danantara Rosan Roeslani menegaskan bahwa proses seleksi bagi anggota tim ini sangat ketat. Selain memiliki kompetensi yang mumpuni, mereka juga memiliki visi dan misi yang sejalan dalam mengelola investasi negara.
Rosan mengakui bahwa tanggung jawab yang diemban sangat besar, yaitu mengelola investasi negara. Untuk itu, diperlukan orang-orang yang tidak hanya cakap, tetapi juga memiliki integritas tinggi.
Pada tahap awal, Danantara diperkirakan akan mengelola dana awal sebesar USD20 miliar. Selain itu, Danantara akan menyatukan setidaknya tujuh BUMN besar di Indonesia, termasuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID. Namun, kabar terbaru mengungkapkan bahwa Danantara berencana untuk mengelola seluruh aset BUMN di Indonesia.
Jika hanya mengacu pada tujuh perusahaan besar tersebut, dana yang dikelola Danantara pada tahap awal diperkirakan akan mencapai Rp9.000 triliun, yang merupakan gabungan total aset dari perusahaan-perusahaan tersebut. Ketujuh BUMN ini merupakan pemain terbesar dalam perekonomian Indonesia dan memiliki peran strategis dalam mendukung berbagai sektor, termasuk kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah Republik Indonesia, pada 22 Maret 2025, juga melakukan pengalihan saham seri B beberapa BUMN kepada PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) dalam rangka penambahan penyertaan modal negara ke Danantara.
Pengalihan ini mencakup saham seri B dari PT Telkom Indonesia (TLKM), PT Jasa Marga (JSMR), PT Semen Indonesia (SMGR), serta beberapa bank pelat merah, seperti PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara (BBTN).
Meskipun saham-saham tersebut dialihkan ke BKI, pengendalian negara atas perusahaan-perusahaan ini tetap terjaga. Pengalihan ini hanya mengubah bentuk kepemilikan negara dari yang semula langsung menjadi tidak langsung melalui BKI, sementara kontrol negara atas saham istimewa, seperti saham Seri A Dwiwarna, tetap dipertahankan.
Berikut adalah rincian aset dari 10 BUMN yang diproyeksikan masuk dalam pengelolaan Danantara, dengan total nilai aset mencapai Rp9.924,23 triliun.
1. PT Pertamina (Persero) Rp2.174,21 triliun per Desember 2023
2. PT PLN (Persero) Rp1.691,21 per Juni 2024
3. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Rp1.826,72 triliun per Januari 2025
4. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp1.075,38 triliun per Januari 2025
5. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rp1.923,39 per Januari 2025
6. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) Rp 469,61 triliun per Desember 2024.
7. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Rp285,13 triliun per September 2024
8. MIND ID (Mining Industry Indonesia) Rp259,18 triliun per Desember 2023
9. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) Rp140,73 triliun per Desember 2024
10. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) Rp78,67 triliun per September 2024. (*)
Pewarta | : Hendarmono Al Sidarto |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |