TIMES MALANG, MALANG – Acara peluncuran buku 78 tahun tentang Pangkalan TNI Abdulrachman Saleh Lahir dan Besar di Lembah Bromo oleh Danlanud Abdulrachman Saleh Malang, Marsma TNI Andi Wijaya di Shelter Skuadron Udara 21, Rabu (13/2/2019) pagi terasa istimewa. Ini karena pesawat EMB-314 (Super Tucano) yang dijadikan latar belakangnya diterbangkan sendiri oleh Jenderal Bintang Satu ini.
Sebenarnya bukan soal pesawatnya yang menjadi latar belakang acara launching buku itu, namun yang lebih istimewa adalah, pesawat itu diparkir persis di belakang mimbar acara itu justru yang menerbangkannya adalah Danlanud Abdulrachman Saleh Malang sendiri, Marsma Andi Wijaya.
Pagi itu, saat acara launching hendak dimulai sejumlah perwira menengah terutama para komandan Satuan di lingkungan Pangkalan TNI AU Abd Saleh Malang memang sudah berkumpul. Kursi lipat warna biru bertuliskan OV 10 di bagian belakangnya sudah tertata rapi. Tidak banyak, hanya sekitar 50-an di shelter Skadron Udara 21.
Ada sebuah pesawat tempur Super Tucano terparkir di situ. Terpaut satu blok dengan sebuah mimbar kecil yang dipersiapkan untuk acara ceremonial launching buku itu. Blok kosong itu memang bisa untuk parkir satu pesawat lagi. Pesawat yang terparkir sejak awal itu moncongnya dingin, menandakan bahwa pesawat itu memang memang sudah terpakir agak lama. Bahkan para wartawan yang diundang pada acara itu sempat memanfaatkan foto-foto dengan latar belakang Super Tucano itu.
Sementara di udara, waktu itu dua pesawat tempur yang didatangkan dari Brasil itu meraung, menukik, kemudian melakukan demonstrasi tempur di udara. Para wartawan juga tak menyia-nyiakan mengambil momen itu.
Saat itu, para wartawan bergeming. Namun kira-kira 10 menit kemudian, dua pesawat tempur Super Tucano bermesin turboprop sayap rendah (low wing) berkemampuan COIN (Counter Insurgency) atau pesawat serang antigerilya yang sempat meliuk-liuk di udara tadi, landing. Keduanya lantas memasuki shelter Skadron 21, yang memang menjadi tempat pesawat bikinan Embraer Defense System, Brasil itu.
Satu diantaranya lantas parkir di blok kosong persis di belajang mimbar kecil yang sudah ditata rapi dan ada mikrofonnya itu. Mesinnya meraung. Pintu pesawat lantas terbuka beberapa saat setelah mesinnya mati. Dua orang keluar dari pesawat itu.Ternyata pilotnya adalah Danlanud Abdulrachman Saleh Malang, Marsma TNI Andi Wijaya sendiri.
Barulah para wartawan terkesima. "Untuk refresing saja. Untuk penyegaran ingatan. Saya selalu melakukan itu," kata Andi Wijaya kepada TIMES Indonesia.
Meski bintang satu sudah menempel di pundaknya, toh Andi Wijaya merasa tidak ada yang beda tatkala ia masih belum berpangkat level Jendral itu. "Sebab sejatinya saya adalah penerbang. Jadi tidak ada yang istimewa. Biasa saja," tambah Danlanud Abdulrachman Saleh Malang Marsma TNI Andi Wijaya usai menerbangkan pesawat EMB-314 Super Tucano itu. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |