TIMES MALANG, MALANG – Mundurnya Gus Miftah dari posisi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama membuka lembaran baru diskusi publik.
Pertanyaannya, siapa yang layak mengisi posisi strategis ini? Nama Gus Farkhan Evendi kini mencuat sebagai calon kuat, dengan dukungan mengalir dari berbagai tokoh agama dan masyarakat.
Sosok Gus Farkhan menarik perhatian karena dinilai memiliki kepribadian yang teduh, rendah hati, dan inklusif—karakter yang sangat dibutuhkan di tengah tantangan keberagaman bangsa Indonesia.
Selain itu, rekam jejaknya dalam merajut dialog antaragama menjadi alasan utama banyak pihak menjagokannya sebagai pengganti Gus Miftah.
Mengapa Gus Farkhan?
Di tengah polarisasi masyarakat, Gus Farkhan dianggap sebagai figur pemersatu. Ia dikenal dekat dengan para ulama besar, memiliki semangat silaturahmi yang tinggi, dan kaya pengalaman dalam meredam konflik sosial maupun agama.
Tidak heran jika tokoh-tokoh seperti KH. Ahmad Muwafiq hingga KH. Imaduddin Masruri memberikan dukungan penuh kepada pria muda ini.
"Gus Farkhan memiliki rekam jejak yang cukup mumpuni. Pengalamannya dalam menjaga harmoni keberagaman menjadikannya sosok yang sangat layak untuk posisi ini," ujar KH. Ahmad Muwafiq, ulama asal Yogyakarta yang dikenal dekat dengan Gus Dur.
Bukan hanya ulama, tokoh masyarakat seperti Hemansyah menilai Gus Farkhan memiliki kemampuan luar biasa dalam merangkul semua lapisan masyarakat.
"Di tengah keberagaman Indonesia, kita butuh figur seperti Gus Farkhan yang mampu menjembatani perbedaan,” katanya.
Dukungan yang Terus Mengalir
Dari berbagai penjuru negeri, nama Gus Farkhan terus disebut. KH. Masruri dari Krapyak Yogyakarta memuji visi besar Gus Farkhan.
"Beliau punya visi yang jelas untuk Indonesia. Kerukunan dan perdamaian adalah prioritasnya," ungkapnya.
Bahkan, Gus Muh, putra ulama besar KH. Muslim Rifai Imam Puro, Klaten, menilai Gus Farkhan tak hanya mampu menjaga kerukunan, tetapi juga membawa semangat baru dalam membangun dialog lintas komunitas.
"Beliau adalah sosok yang sangat peduli pada perdamaian dan kerukunan umat. Saya yakin, ia akan membawa perubahan positif," tutur Gus Muh.
Figur Teduh di Tengah Badai Perpecahan
Bukan sekadar nama, Gus Farkhan adalah simbol harapan di tengah isu-isu keretakan sosial yang kerap muncul belakangan ini.
Pendekatannya yang santun dan dialogis mencerminkan nilai-nilai luhur yang diwariskan ulama terdahulu. Lebih dari itu, keberpihakannya pada perdamaian menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjaga keutuhan bangsa.
"Gus Farkhan mampu menjadi jembatan antara berbagai elemen masyarakat. Sosoknya yang teduh dan komunikatif sangat dibutuhkan saat ini," tambah Bardan, seorang tokoh pemuda.
Harapan untuk Indonesia yang Harmonis
Dengan berbagai dukungan yang terus mengalir, Gus Farkhan Evendi kini berdiri di persimpangan penting untuk menjawab panggilan bangsa. Sosoknya diharapkan mampu menjadi teladan dalam merawat harmoni di tengah keberagaman Indonesia.
Jika dipercaya, Gus Farkhan tidak hanya akan mengemban posisi formal sebagai utusan presiden, tetapi juga membawa semangat baru dalam membangun dialog, memulihkan kepercayaan, dan memperkuat persatuan di Indonesia. (*)
Pewarta | : Yatimul Ainun |
Editor | : Imadudin Muhammad |