TIMES MALANG, MALANG – Suara dentuman yang terjadi beberapa kali di hampir seluruh wilayah Malang Raya hebohkan warganet dan menjadi trending topic di twitter. Dentuman misterius yang diperkirakan terjadi mulai pukul 23.00 WIB hingga subuh tersebut hingga saat ini masih belum jelas asalnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, ia mencuitkan bahwa dentuman tersebut benar adanya, akan tetapi dalam cuitan tersebut pihak BPBD Kota Malang masih mencari tahu asal dentuman tersebut.
"Mimin masih belum bisa memperkirakan itu suara dentuman berasal dari mana. Ini masih gali info dari rekan-rekan di daerah lain, mohon waktu ya teman-teman sekalian kita berdoa bersama-sama semoga selalu diberikan keselamatan," cuitnya di postingan twitter, Rabu (03/02/2021).
Sementara itu, kabar simpang siur yang beredar dari warganet yang menyebutkan asal muasal suara dentuman tersebut akibat dari Gunung Semeru ataupun Gunung Raung.
Salah satu akun atas nama @rizkyboncell yang juga seorang influencer di Kota Malang. Dirinya membagikan link live report guna mengecek langsung situasi di kawasan Gunung Semeru maupun Gunung Raung.
"Buat yang denger dentuman, antara Semeru dan Raung masih simpang siur, boleh cek ke youtube siaran live Semeru sekarang juga. Biar dapat informasi yang sedikit bisa membantu," ungkapnya melalui cuitan twitter.
Untuk informasi akun youtube yang melakukan live report situasi Gunung Semeru tersebut bisa langsung di cek di akun youtube cak basman official.
Lebih menarik lagi, salah satu akun @DaryonoBMKG memberikan catatan sensor BMKG Pandaan mulai pukul 00.55 WIB hingga 03.22 WIB. Catatan sensor tersebut terlihat masih landai dan tidak ada catatan meningkat yang diakibatkan oleh suara dentuman.
Cuitan tersebut dibalas oleh akun @ratihbudi yang mengatakan, "tapi tadi pagi jam setengah 6 area Sawojajar masih terdengar dentuman," ucapnya.
Hingga saat ini, belum ada penjelasan pasti mengenai asal dentuman misterius yang didengar warga Malang sejak Selasa malam hingga Rabu pagi. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |