TIMES MALANG, MALANG – Di tengah tingginya harga rumah kos di Kota Malang saat ini, ada solusi spesial yang ditawarkan Rumah Tahfidz Qonita untuk para mahasiswi, terutama yang serius menjadi penghafal Al-Quran.

Asrama khusus mahasiswi penghafal Al-Quran ini didirikan pada tahun 2019 oleh pasangan suami istri Alham Wafiq Azizi, ST dan Maya Imawati.

Rumah Tahfidz Qonita memberikan fasilitas tempat tinggal atau kos gratis untuk mahasiswi aktif di Kota Malang. Syaratnya pun tak sulit. Mahasiswi yang berminat cukup menunjukkan kemampuannya menghafal Al-Quran.

Proses seleksi dilakukan oleh Pembina Yayasan Rumah Tahfidz Qonita yakni Ustadzah Sapriesty Nainy Sari, ST, MT (Dosen Universitas Brawijaya) dan Penasehat Ustadzah Nur Fazilah, SSi  (pengajar tahsin dan tahfidz Quran di Lembaga Berkah Privat Malang).  

Wawancara dimulai dengan tes membaca Al-Quran secara tartil, kesanggupan mengikuti seluruh program- program asrama dan apa motivasi masuk asrama.

"Kriteria kami cukup mudah yakni yang terutama mahasiswi aktif dan penghafal Al-Quran. Selain itu, yang lolos seleksi harus bersedia mengikuti peraturan yang ada dan melepas semua identitas, baik itu sosial maupun keagamaan, selama di Rumah Tahfidz Qonita," ucap Maya.

Fasilitas yang diberikan untuk mereka yang lolos seleksi adalah tempat tinggal gratis. Sementara untuk biaya bulanan seperti PLN, Air dan Wi-Fi dilakukan santri secara patungan.

Selain itu, di asrama mahasiswi ini sudah disediakan beras yang didapatkan dari donatur, bekerja sama dengan GIB (Gerakan Infaq Beras). Para penghuni asrama tinggal menyiapkan lauk pelengkapnya saja.

Saat ini, Rumah Tahfidz Qonita sudah memiliki dua lokasi asrama mahasiswi. Lokasi pertama ada di Griya Joyoagung, Jl Joyoagung Blok E10, Kota Malang.

Sementara lokasi kedua yang difasilitasi oleh Firman Handik, ST dan drh Dewi Muninggar, berlokasi di Jl Bendungan Sigura-gura VI/62 L.

"Alhamdulillah, saat ini ada 14 santri. Hafalan mereka luar biasa. Mereka berasal dari kampus Universitas Brawijaya, UM (Universitas Negeri Malang) dan UIN (UIN Maulana Malik  Ibrahim)," ujar Maya, ibu 3 orang anak ini.

Sebagai asrama penghafal Al-Quran, tentu para mahasiswi ini diberikan target hafalan. Selain itu, mereka juga menjalani rutinitas harian seperti dzikir pagi-petang, shalat tahajud, shalat dhuha, shalat rawatib, membaca surat Al Kahfi setiap malam Jumat dan surat Al Mulk sebelum tidur. 

Semuanya dipantau dalam lembar Yaumiyah sebagai bahan evaluasi santri tiap Ahad. Sementara evaluasi berikutnya akan dilakukan setelah 1 tahun berjalan. 

"Mahasiswi yang disiplin, konsisten mengikuti program- program Asrama, mematuhi peraturan tanpa ada Surat Peringatan (SP), dan tentu yang target hafalannya tercapai, berhak untuk tinggal kembali di asrama pada tahun berikutnya," imbuh Maya Imawati, founder Rumah Tahfidz Qonita. (*)