https://malang.times.co.id/
Berita

PHRI Tanggapi Pengakuan Siska Terjebak Sekte Pemuja Setan di Malang

Jumat, 19 Januari 2024 - 12:46
PHRI Tanggapi Pengakuan Siska Terjebak Sekte Pemuja Setan di Malang Ketua PHRI Kota Malang, Agoes Basoeki saat menunjukkan foto gedung lama Freemason yang sekarang menjadi Hotel Shalimar. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI Kota Malang memberikan tanggapan soal viralnya pengakuan perempuan bernama Siska terjebak sekte pemuja setan di Kota Malang

Ketua PHRI Kota Malang, Agoes Basoeki mengatakan, pihaknya ingin Siska segera mengungkap kebenaran soal cerita sekte pemuja setan.

Sebab, dalam cerita Siska, ia menyebut bahwa ritual berkedok seminar yang dilakukan sekte tersebut menunjuk salah satu hotel di Kota Malang yang menjadi titik pertemuannya.

"Kami ingin segera mengetahui kepastian itu ya agar bisa menetralkan keadaan. Dan ada beberapa hal yang PHRI lakukan kajian, termasuk soal cerita ini," ujar Agoes, Jumat (19/1/2024).

Agoes mengungkapkan, setelah beredarnya kisah sekte pemuja setan tersebut, pihaknya langsung berkoordinasi dengan sejumlah hotel yang tergabung dalam PHRI.

Hasilnya, hampir seluruhnya tak pernah tahu soal seminar atau ritual pertemuan sekte tersebut yang terjadi di salah satu hotel di Kota Malang.

"Kita langsung koordinasi dan mereka mengatakan tidak (kegiatan ritual sekte pemuja setan di hotel)," katanya.

Namun, Agoes memastikan pihaknya akan selalu bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk mengungkap kebenaran cerita ini.

"Katanya sudah ditangani pihak kepolisian. Kami siap membantu dan menginformasikan perkembangan," ungkapnya.

Disisi lain, Agoes menyebut bahwa cerita dalam konten tersebut cukup memberikan dampak terhadap keberlangsungan operasional hotel, meskipun tidak signifikan.

Banyak pengelola hotel bertanya tanya dan ingin memastikan kebenaran dari cerita yang diumbar oleh Siska tersebut.

"Banyak yang tahu. Kalau dibilang mengganggu ? Ya tentu. Ada juga beberapa tamu yang tanya. Untuk hotel bisa jawab dengan gamblang dan memastikan tidak ada," tuturnya.

Atas adanya kasus ini, Agoes menekankan kepada seluruh pengelola hotel yang tergabung dalam PHRI untuk senantiasa mematuhi kebijakan yang telah dikeluarkan.

Dimana kebijakan tersebut soal pengajuan izin jika aula-aula hotel digunakan untuk kegiatan, khususnya peribadatan.

"Kalau ada ibadah-ibadah gitu di hotel, harus ada izin penyelenggaraan dari Bakesbangpol maupun kepolisian. Untuk semua kegiatan biar terpantau. Apalagi berkaitan seperti ini kan (sekte) biar tidak terjadi," tegasnya.

Sementara, Agoes yang juga menjabat sebagai General Manager Hotel Shalimar di Jalan Cerme, Kota Malang memastikan bahwa aktifitas ritual sekte pemuja setan ini sangat tidak mungkin digelar di Hotel Shalimar.

Sebab, pihaknya pun berani memastikan hal ini karena dalam kurun waktu 2014 sampai 2015 hotel tersebut masih dalam masa renovasi.

"Kalau dilihat kejadiannya, itu kan tahun 2014. Kami renovasi. Belum beroperasi Shalimar, dulu masih nama Cakra. Terus habis itu tahun 2015 baru kita operasional," bebernya.

Agoes tak memungkiri dalam sejarahnya Hotel Shalimar pernah menjadi Lodji Freemason di era kolonial Belanda. Jejak itu juga dapat dibuktikan dari foto serta dekorasi lain yang ada di Hotel Shalimar.

"Memang sempat di sini (Shalimar) kan termasuk bangunan lama yang dalam promonya itu juga ini pernah jadi tempat berkumpulnya Freemason," ucapnya.

Seperti berita sebelumnya, Siska membagikan pengalamannya soal terjebak sekte pemuja setan di konten YouTube Lonceng Mystery.

Peristiwa ini terjadi pada tahun 2014 silam saat Siska masih berstatus sebagai mahasiswa dan ingin mencari pekerjaan untuk mengisi waktu luang.

Saat itu, Siska diajak oleh temannya berinisial S untuk bekerja sebagai tenaga pengajar di salah satu yayasan yang ada di Kota Malang.

Berbagai hal membuat Siska sedikit merasakan keanehan. Mulai dari gaji yang besar, yakni Rp600 ribu per Minggu, hingga yang membuatnya tambah aneh adalah ketua yayasan yang tak bisa ditemui Siska sampai-sampai temannya juga tak memberikan jalan Siska untuk bertemu ketua yayasan.

Keanehan yang lebih menjurus ke fakta sekte pemuja setan, dimana setelah bekerja selama empat bulan Siska bersama tiga temannya, yakni S, T dan A diundang ketua yayasan untuk hadir di seminar yang digelar di salah satu hotel besar di Kota Malang.

Anehnya, seminar itu digelar pukul 23.00 WIB dan saat Siska datang, sepanjang jalan menuju pintu masuk dipasangi lilin dengan dekorasi aula yang cukup gelap.

Bahkan, didepan pintu masuk juga terdapat dua patung yang diduga berbentuk Baphomet atau salah satu iblis yang kerap dikaitkan dengan pemujaan setan.

Selepas menghadiri seminar tersebut, Siska merasakan banyak keanehan dalam kesehariannya.

Ia sempat hampir meninggal dunia saat terjadi kecelakaan yang menurutnya sangat aneh.

Lalu, teman yang mengajaknya bekerja sebagai guru tiba tiba meninggal dunia tanpa diketahui penyebabnya.

Yang membuatnya semakin jelas, dimana Siska saat datang ke rumah ketua yayasan menemukan sejumlah kertas bertuliskan biodata lengkap dirinya bersama ketiga temannya.

Biodata lengkap itu juga berisikan dimana waktu mereka meninggal dunia beserta prosesnya secara detail.

"Di kertas itu tertulis nama, tanggal lahir, jam kelahiran, weton. Itu di kertas buram, tinta warna merah, masih ingat saya. Disitu tertulis kejadian kita bakal meninggal. Saya lihat gimana saya jadi tumbal. Disitu tertulis pertama saya sakit, kecelakaan, terus kalau gagal dituliskan bunuh diri," cerita Siska dalam konten video YouTube Lonceng Mystery. (*)

Pewarta : Rizky Kurniawan Pratama
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.