TIMES MALANG, MALANG – Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias (KPKDG) Malang menggelar pelatihan pembuatan konten rohani di Kolumbarium & Taman Doa Karmel Parantijati, Wagir, Kabupaten Malang, Minggu (16/11/2025). Kegiatan ini digelar sebagai respons atas derasnya arus informasi yang dinilai dapat memicu kebingungan psikologis dan keresahan jiwa, terutama di kalangan anak muda.
Fr. Blasius Perang, CMM, S.S., Psy, menjelaskan bahwa pelatihan tersebut merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat APTIK yang menyoroti isu kesehatan mental yang semakin mendapat perhatian global.
“Isu mental health sekarang ini menjadi perhatian, baik oleh WHO maupun di Indonesia. Melalui konten rohani, kita ingin memberi ruang ketenangan batin yang menyentuh sisi psiko-spiritual generasi muda,” ujarnya.
Ia menyebut sebagian konten spiritual saat ini kurang menarik bagi anak muda. Namun, ia mengingatkan bahwa konten-konten yang jauh dari nilai spiritual justru dapat mendorong munculnya sikap hopeless, pesimis, dan kekosongan jiwa.

Koordinator kegiatan, Dr. Ardi Wina Saputra, M.Pd, Dosen Universitas Katolik Widya Mandala Kampus Madiun, mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari hibah pengabdian masyarakat APTIK tahun 2025.
“APTIK setiap tahun mengadakan kompetisi penelitian dan pengabdian. Tahun 2022 kami pernah memenangi hibah penelitian, dan pada 2025 ini kami kembali memenangi hibah pengabdian,” jelasnya.
Pengabdian tersebut menyasar anggota KPKDG untuk mengembangkan konten-konten rohani berbasis nilai psiko-spiritual, bukan hanya karya tulis seperti puisi, cerpen tiga paragraf (Pentigraf), dan bentuk literasi lain yang selama ini dihasilkan komunitas.
Ardi berkolaborasi bersama Agustinus Indradi, Dosen Universitas Katolik Widya Karya Malang, serta Fr. Blasius Perang dari Universitas Atma Jaya Makassar, untuk memberi pendampingan pembuatan konten rohani digital.
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias (KPKDG) Malang saat foto bersama di Patung Kristus Raja Kolumbarium & Taman Doa Karmel Parantijati, Jalan Raya Pandanlandung No.48A, Kunci, Kalisongo, Kec. Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Menurut Ardi, salah satu persoalan utama dalam pewartaan Katolik di era digital adalah minimnya konten rohani yang dibuat oleh kaum muda. Sebagian besar konten rohani masih diproduksi oleh pastor atau rohaniwan, sehingga partisipasi awam belum optimal.
“Anak muda perlu berani membuat konten terlebih dahulu. Selama ini kontennya sedikit atau ada tapi kurang diminati, dianggap tidak menarik,” tegasnya.
Koordinator KPKDG Malang, Dr. Agustinus Indradi, M.Pd, menambahkan bahwa komunitas yang berdiri di Malang sejak 2017 itu kini mulai memperluas metode pewartaan dari berbasis tulisan menuju platform digital.
“Media tidak hanya soal tulisan. Pewartaan harus mengikuti perkembangan zaman, termasuk melalui media sosial. Karena itu kami mengadakan pelatihan pembuatan konten rohani digital,” ujarnya.
Agustinus menyebut bahwa orientasi baru ini penting agar pesan rohani dapat menjangkau generasi muda yang lebih akrab dengan platform visual dan media sosial. (*)
| Pewarta | : Slamet Mulyono |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |