TIMES MALANG, MALANG – Debat Publik perdana Paslon Bupati dan Wakil Bupati Malang, di gedung DPRD Kabupaten Malang, Jumat (26/10/2024) malam, tak hanya diwarnai oposisi gagasan dan sorakan dua kubu pendukung. Kedua calon juga tampak tak bisa menyembunyikan suasana tegang. 

Saat jeda selesai segmen ketiga, secara spontan dua calon bupati Malang, Sanusi dan Gunawan HS, sempat berjabat tangan dan salam komando.

Tak cukup disitu, keduanya lalu melakukan gimmick, dengan berjoget besama di atas panggung debat selama beberapa saat. 

Pemandangan ini pun menarik perhatian undangan, juga kedua kubu pendukung tim pemenangan masing-masing.

Terlepas untuk melepas ketegangan, apa yang dilakukan kedua calon bupati yang mengaku sahabat lama ini, seakan menyiratkan pilkada damai dan tetap menyenangkan. 

Kepada wartawan usai debat publik, cabup Malang nomor urut 1, Sanusi mengungkapkan kesannya, bahwa selama debat berlangsung saling menghargai antarpaslon. 

"Ya, selama debat berjalan saling menghargai. Kedua Paslon maupun pendukung, bisa saling menjaga etika dan menghormati satu sama lain. Terlebih, Saya dan pak Gunawan bersahabat lama, dan kerap bersama dalam berbagai kegiatan," ungkap Sanusi, Jumat (25/10/2024).

Selama debat terbuka berlangsung, terlihat Paslon Salaf (Sanusi-Latifah) lebih siap menyampaikan paparan dan argumentasinya. Petahana Sanusi datang ke lokasi debat lebih awal dibanding Paslon GUS (Gunawan-Umar Usman). 

Terpisah, cabup Malang nomor urut 2, Gunawan, menyatakan puas dengan debat publik Pilbup Malang yang diikutinya.

Meski mengaku puas, juga merasakan masih kurang maksimal, terlebih saat pemaparan visi misi dan programnya. 

"Dikatakan puas, iya. Tetapi, mungkin karena ini debat yang pertama, Saya masih harus evaluasi. Terutama dalam mengatur waktu penyampaian. Masih ada beberapa program Malang Gemilang yang belum tersampaikan semua," demikian Abah Gunawan. 

Sementara itu, salah satu panelis debat publik Paslon Pilbup Malang, Yuventia Prisca, S.Sos., M.Fil mengungkapkan, selama debat publik berjalan sangat dinamis.

Menurutnya, kedua paslon bisa memaparkan gagasan dan argumennya dengan baik, dan tidak keluar dari tema. 

"Ya, debat berjalan dinamis, dan yang disampaikan kedua paslon tidak keluar dari tema debat. Minimal itu di kesempatan debat pertama ini. Tetapi, adu gagasan dengan saling menanggapi pertanyaan maupun jawaban dari kedua paslon masih kurang," kritik praktisi Komunikasi Politik Universitas Negeri Malang ini. (*)