TIMES MALANG, PALEMBANG – Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung swasembada pangan nasional melalui penguatan kapasitas sumber daya manusia di sektor pertanian. Salah satu upaya nyata yang dilakukan adalah melalui program Brigade Pangan, yang kini menjangkau pengelolaan lahan rawa di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan.
Program ini dikonkretkan dalam bentuk Pelatihan Penyiapan Tenaga Kompeten Brigade Pangan, yang digelar di Kecamatan Tanjung Lubuk. Kegiatan ini merupakan sinergi antara Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tanjung Lubuk dan Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung, serta didukung penyuluh pertanian lapangan dan mahasiswa magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang).
Pelatihan ini dilaksanakan dalam tiga gelombang, menjangkau tujuh desa, yakni Pulau Gemantung, Pangarayan, Sritanjung, Jambu Ilir, Tanjung Laut, Kota Bumi, dan Tanjung Beringin. Gelombang pertama berlangsung 1–3 Mei 2025, disusul gelombang kedua 4–6 Mei dan gelombang ketiga 9–11 Mei 2025.
Brigade Pangan: Garda Terdepan Pertanian Modern
Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, menyatakan bahwa Brigade Pangan adalah garda terdepan dalam pengelolaan lahan pertanian secara modern, terstruktur, dan profesional.
“Brigade Pangan bukan hanya pengelola lahan, tetapi juga pelaku agribisnis yang berorientasi pada keuntungan. Mereka adalah penggerak ekonomi pedesaan,” ujar Mentan Amran.
Senada dengan itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menegaskan pentingnya pembentukan Brigade Pangan dalam mendorong pertanian berkelanjutan.
“Brigade Pangan yang dikelola oleh generasi muda sangat strategis. Mereka bukan hanya petani, tetapi inovator yang memanfaatkan teknologi modern untuk meningkatkan produksi pangan nasional,” jelasnya.
Menurut Arsanti, lebih dari 1.500 Brigade Pangan telah dibentuk dan tersebar di wilayah Optimalisasi Lahan Rawa (Oplah) di berbagai provinsi strategis. Dengan pendampingan yang berkelanjutan, diharapkan produktivitas lahan rawa bisa meningkat secara signifikan.
Tingkatkan Kepercayaan Diri dan Kapasitas Petani
Koordinator BPP Tanjung Lubuk, Edwar, menegaskan bahwa pelatihan ini bukan agenda formalitas semata.
“Kami ingin memastikan setiap anggota Brigade Pangan memiliki keterampilan yang benar-benar relevan dengan tantangan lapangan, terutama dalam mengelola lahan rawa,” tegasnya.
Materi pelatihan disusun secara intensif selama tiga hari. Hari pertama fokus pada pengoperasian hand tractor (TR2), hari kedua pada traktor roda empat (TR4), dan hari ketiga pada pembukuan serta analisis usaha tani.
Yahya, Manajer Brigade Pangan “Maju Bersama” dari Desa Pulau Gemantung, mengungkapkan peningkatan signifikan dalam kepercayaan diri anggotanya.
“Dulu mereka ragu mengoperasikan alsintan, sekarang lebih percaya diri. Tambahan materi pembukuan dan analisis usaha tani juga sangat membantu,” ujarnya.
Menuju Swasembada Pangan yang Berkelanjutan
Melalui pelatihan ini, Kementerian Pertanian berharap terbentuk SDM pertanian yang andal dan profesional, terutama dalam pengelolaan lahan rawa yang selama ini belum dimanfaatkan optimal. Program ini menjadi langkah strategis dalam mendukung ketahanan dan swasembada pangan nasional secara berkelanjutan. (*)
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |