https://malang.times.co.id/
Gaya Hidup

Nikmati Kue Klemben Banyuwangi, Rasakan Warisan Tradisi di Setiap Gigitan

Minggu, 22 September 2024 - 15:12
Nikmati Kue Klemben Banyuwangi, Rasakan Warisan Tradisi di Setiap Gigitan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas saat mengunjungi rumah Rebaiyah salah satu rumah produksi kue klemben khas Banyuwangi (Foto: Humas Pemkab for TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, BANYUWANGI – Menkmati kelezatan otentik kue klemben khas Kabupaten Banyuwangi, camilan tradisional yang sarat akan sejarah dan cita rasa unik karena bukan sekadar panganan biasa, tetapi warisan budaya dari masyarakat suku Osing di Desa Kemiren yang telah bertahan dari generasi ke generasi.

Bagi mereka menikmati kopi kurang lengkap tanpa ditemani kue klemben. Demikian pula saat bertamu, biasanya tuan rumah akan menyajikan kopi atau teh hangat lengkap dengan kue klemben sebagai camilan.

Masyarakat Banyuwangi menyebutnya kue klemben. Ada pula yang menyebut kue bolu kuwuk, merupakan kue kering tradisional yang ada sejak zaman Belanda. Kue ini banyak ditemui di pasar tradisional.

Di Kemiren masih banyak terdapat pembuatan klemben dengan cara tradisional, menggunakan tungku tanah tanah liat atau bengahan.

Salah satunya nenek berusia 60 tahun, Rebaiyah, yang membuat klemben di dapur rumahnya di Dusun Krajan, Desa Kemiren Kecamatan Glagah. Kue klemben yang dibuatnya dipanggang menggunakan oven tradisional yang terbuat dari tanah liat.

"Rasanya tidak kalah dengan kue klemben yang dibuat dengan alat modern. Luarnya crunchy tapi dalamnya lembut, manisnya pas tidak berlebihan dan memiliki cita rasa yang khas," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, Minggu (22/09/2024).

Orang nomor satu di Bumi Blambangan ini juga menyempatkan untuk berkunjung ke rumah Rebaiyah di sela program Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa) di desa setempat, Selasa (17/9/2024).

 Rebaiyah menceritakan mulai menjalani pembuatan kue klemben sejak tahun 2000-an. Tiap hari dia harus membuat sekitar 2 sampai 5 kilogram kue klemben untuk pesanan.

 "Alhamdulillah. Pesanan tambah banyak terutama saat menghadapi momen hari besar. Tiap minggu rutin kami jual di pasar kuliner Desa Kemiren," ujar Rebaiyah dengan bahasa Osing yang kental.

 "Kalau bulan puasa pesanan satu bulan full selalu ada untuk persiapan hari raya. Biasanya dalam satu kali produksi selama ramadan bisa sampai 10 kg," tambahnya.

 Selama ini, menurut Rebaiyah, kue klemben gula aren yang diproduksi terus diminati pembeli karena memiliki cita rasa yang khas.

 Dengan mempertahankan keunikan, Rebaiyah memilih memasak menggunakan alat sederhana  seperti memakai oven tungku bengahan. Dia juga mengkombinasi kue klemben dengan beberapa rasa unik seperti keningar, vanili dan jahe.

 "Kami memanggangnya tidak pakai oven modern. Tapi dari bengahan yang di atasnya ditutup besi lalu ditimpa sabut kelapa yang dibakar. Jadi rasanya masih original," kata dia.

 Saat bertemu Ipuk, Rebaiyah berterima kasih karena selama ini telah dibantu, terutama pengurusan sertifikasi halal dan PIRT sebagai jaminan legalitas produk

 Kini kue klemben Rebaiyah tidak hanya dijual di Banyuwangi saja, namun telah dikirim ke luar kota seperti Bali hingga Kalimantan untuk oleh-oleh jajanan khas Kabupaten Banyuwangi. (*)

Pewarta : Ninda Tamara (MG-257)
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.