TIMES MALANG, MALANG – Konflik penggunaan nama Arema antara Arema FC dan Arema Indonesia semakin meruncing. PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI), sebagai pemegang lisensi resmi nama Arema, menyatakan siap mengambil langkah hukum terhadap pihak yang dinilai melanggar hak mereka.
Direktur Legal PT AABBI, Adi Ismanto, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melayangkan dua kali somasi kepada Arema Indonesia. Namun hingga kini, somasi tersebut belum mendapatkan tanggapan resmi.
"Hingga saat ini, somasi kedua kami belum mendapat jawaban resmi baik dari Asprov PSSI Jatim maupun Arema Indonesia. Jika somasi kedua tidak diindahkan, kami akan melanjutkan dengan pelaporan kepada aparat penegak hukum sesuai amanat undang-undang," tegas Adi Ismanto pada Kamis (2/1/2025).
Jalur Kekeluargaan Tak Membawa Titik Temu
Adi juga menjelaskan bahwa sebelum melayangkan somasi, PT AABBI sebenarnya telah mencoba menyelesaikan persoalan ini melalui jalur kekeluargaan. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil yang memuaskan.
"Selama ini kami berusaha menjaga hubungan baik dengan mengedepankan jalur kekeluargaan. Namun sayangnya, tidak ada titik temu hingga akhirnya kami memilih untuk melayangkan somasi," katanya.
Proteksi Nama Arema Demi Reputasi Klub
Langkah hukum ini, menurut Adi, merupakan bagian dari upaya PT AABBI untuk melindungi reputasi dan profesionalitas klub yang tengah mereka bangun. Dengan terdaftarnya nama Arema di Kementerian Hukum dan HAM dengan nomor IDM00065610 sejak 20 September 2019, nomor pengumuman BRM1715A, tanggal 13 Maret 2017, PT AABBI merasa perlu untuk menjaga eksklusivitas dan hak penggunaan nama tersebut.
"Proteksi atas nama Arema harus dilakukan. Ini bukan hanya tentang hak hukum, tetapi juga demi menjaga citra positif dan profesionalitas klub ke depannya," ujar Adi.
Tiga Klub Dapat Somasi, Dua Sudah Menyerah
Persoalan ini bermula dari penggunaan nama Arema oleh beberapa klub sepak bola tanpa izin resmi. PT AABBI telah melayangkan somasi kepada tiga pihak, yaitu Akademi Arema Ngunut, SSB Putra Arema, dan Arema Indonesia.
Dua pihak pertama sudah mematuhi permintaan PT AABBI untuk mengganti nama mereka, namun Arema Indonesia hingga kini belum memberikan respons.
Tak hanya itu, Asprov PSSI Jatim juga mendapat somasi dari PT AABBI karena dianggap tidak mengambil tindakan tegas terhadap penggunaan nama Arema. Bahkan, PT AABBI menegaskan bahwa nama Arema pada klub yang mereka somasi harus diganti untuk menghindari konflik lebih lanjut.
Menuju Profesionalisme Sepak Bola
Langkah tegas PT AABBI ini merupakan bagian dari rencana besar untuk membangun klub Arema FC menjadi entitas yang lebih profesional. Adi menekankan pentingnya memiliki identitas yang kuat dan eksklusif dalam dunia sepak bola.
"Kami ingin menjaga nama Arema sebagai simbol kebanggaan Malang dan sepak bola Indonesia. Hal ini hanya dapat tercapai jika semua pihak memahami pentingnya hak eksklusif atas nama tersebut," tutupnya. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Imadudin Muhammad |