https://malang.times.co.id/
Opini

Deep Learning, Ikhtiar Meningkatkan Mutu Pendidikan

Senin, 03 Maret 2025 - 15:56
Deep Learning, Ikhtiar Meningkatkan Mutu Pendidikan Al Mahfud, Aktif Menulis Topik-topik Pendidikan, Opini, Esai, dan Ulasan Buku di Berbagai Media.

TIMES MALANG, JAKARTA – Pendidikan adalah investasi penting untuk masa depan bangsa. Pendidikan yang bermutu menjadi bekal menghadapi tantangan bangsa di masa depan. Maka, mendorong mutu pendidikan adalah ikhtiar yang harus terus diupayakan.

Harus diakui bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan. Ini bisa kita lihat dari sejauh mana pembelajaran di sekolah mampu memberikan siswa kemampuan dan kecakapan penting abad 21 seperti bepikir kritis, komunikasi, penalaran, dan pemecahan masalah. Berbagai hasil survei dan data menunjukkan hasil pembelajaran masih jauh dari harapan tersebut.

Skor PISA siswa Indonesia dari 2000 hingga 2022 menunjukkan belum adanya peningkatan signifikan terkait prestasi siswa berusia 15 tahun dalam disiplin ilmu matematika, membaca, dan sains. Terakhir, skor PISA 2022 menempatkan Indonesia di posisi ke 69 dari 81 negara, dengan skor matematika 388.

Hanya sekitar 18% siswa Indonesia yang memperoleh kemahiran matematika level 2, yaitu level standar kompetensi paling minimum yang harus dicapai siswa 15 tahun. Angka yang jauh tertinggal dibanding rata-rata negara-negara OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) yakni 69%.

Menurut data OECD sebagai penyelenggara PISA, ada 27% siswa Indonesia memiliki tingkat kompentensi 1b. Artinya siswa hanya dapat menyelesaikan soal pemahaman teks termudah, seperti mengambil sebuah informasi yang sudah dinyatakan secara gamblang, seperti dari judul sebuah teks sederhana dan umum atau dari daftar sederhana.

Kemudian di bidang matematika, temuan OECD menunjukkan ada 71% siswa tidak mencapai tingkat kompetensi minimum matematika. Ada banyak siswa masih kesulitan menghadapi situasi yang butuh kemampuan pemecahan masalah menggunakan matematika.

Di bidang sains, 35% siswa Indonesia masih ada di kelompok kompetensi tingkat 1a dan 17% di tingkat lebih rendah. Tingkat ini artinya memiliki kemampuan menggunakan bahan umum dan pengetahuan prosedural untuk mengenali atau membedakan penjelasan tentang fenomena ilmiah sederhana, membedakan hubungan sebab-akibat sederhana, serta menafsirkan data grafik dan visual yang hanya membutuhkan kemampuan kognitif tingkat rendah.

Berdasarkan hasil PISA tersebut, dapat dikatakan kemampuan siswa Indonesia rata-rata masih ada di kategori Lower Order Thinking Skills (LOTS) dalam Taksonomi Bloom. Sedangkan kemampuan High Order Thinking Skills (HOTS) seperti menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi masih sangat minim.

Ada berbagai faktor penyebab kenapa kemampuan siswa Indonesia masih jauh dari harapan. Salah satu faktor penting adalah pendekatan pembelajaran oleh guru yang cenderung masih konvensional seperti ceramah satu arah.

Berpusat pada buku teks, berorientasi pada soal tes atau ujian, dan kurang merangsang kemampuan berpikir kritis. Akibatnya siswa pasif dan kurang berani berargumen sehingga kemampuan analisis dan penyelesaian masalah menjadi lemah.

Deep Learning

Melihat situasi dan permasalahan tersebut, dibutuhkan ikhtiar meningkatkan mutu pembelajaran agar siswa Indonesia memiliki kemampuan lebih mendalam.

Belum lama ini, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti memaparkan tentang implementasi Deep Learning atau Pembelajaran Mendalam (PM) untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Pendekatan PM merupakan menekankan pembelajaran yang mendalam, kontekstual, dan bermakna, sehingga dari sana dapat mendorong kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan penyelesaian masalah.

Pembelajaran Mendalam meliputi pemahaman dan keterkaitan hubungan antara pengetahuan konseptual dan prosedural dan kemampuan untuk mengaplikasi pengetahuan konseptual pada konteks yang baru (Hattie & Donoghue, 2016; Parker et al., 2011; Winch, 2017).

Deep Learning bukan kurikulum, namun sebuah pendekatakan pembelajaran. Saat menjadi narasumber di Universitas Negeri Malang (13/2/2025), Abdul Mu'ti memaparkan 3 prinsip proses Deep Learning.

Pertama, mindful, artinya proses belajar berlangsung dengan penuh kesadaran, dalam konteks di kelas seorang guru harus mengedepankan rasa penghormatan ke seluruh murid, dan memberikan ruang menemukan cara efektif untuk mempelajari ilmu.

Kedua, Kemudian prinsip Deep Learning adalah meaningful yang artinya proses menemukan makna dan ilmu yang diajarkan menembus pada manfaat dan mengembangkannya.

Ketiga, joyful, yang artinya penghargaan atas raihan penemuan makna serta segala kegunaannya serta manfaatnya untuk masyarakat.

Dijelaskan dalam Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam (Kemendikdasmen, 2025), Pembelajaran Mendalam difokuskan pada pencapaian delapan dimensi Profil Lulusan: (1) keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, (2) kewargaan, (3) penalaran kritis, (4) kreativitas, (5) kolaborasi.

(6) kemandirian, (7) kesehatan, dan (8) komunikasi. Delapan dimensi profil lulusan tersebut menjadi kompetensi utuh yang harus dimiliki setiap peserta didik setelah menyelesaikan proses pembelajaran dan pendidikan.

Implementasi Deep Learning butuh berbagai penyesuaian. Untuk sampai pada kedalaman pembelajaran, guru perlu memiliki cukup waktu dalam mendesain pembelajaran yang bisa mencapai delapan dimensi Profil Lulusan tersebut.

Selain itu, materi mata pelajaran juga perlu penyesuaian menjadi lebih tajam karena berorientasi pada kedalaman pengetahuan dan kompetensi siswa yang diharapkan.

Sebagai pelaku utama dalam implementasi Pembelajaran Mendalam, guru perlu mendapatkan peningkatan kompetensi lewat berbagai pelatihan intens tentang pendekatan PM.

Secara keseluruhan, implementasi PM butuh penguatan dan peningkatan kapasitas guru, kepala sekolah, hingga pengawas, serta kolaborasi sinergis semua stakeholder pendidikan.

Kita harapkan, Deep Learning dapat diimplementasikan dengan baik sehingga berdampak nyata bagi peningkatan kemampuan dan kecakapan siswa Indonesia.  

***

*) Oleh : Al Mahfud, Aktif Menulis Topik-topik Pendidikan, Opini, Esai, dan Ulasan Buku di Berbagai Media. 

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.