https://malang.times.co.id/
Opini

Spirit Puasa Ramadan dan Gerakan Anti Korupsi

Rabu, 05 Maret 2025 - 16:36
Spirit Puasa Ramadan dan Gerakan Anti Korupsi Anshori, Direktur Pusat Study Hukum dan Sosial Lamongan serta Dosen Fakultas Hukum Universitas Billfath Lamongan.

TIMES MALANG, LAMONGAN – Bulan ramadan adalah bulan suci dalam Islam yang ditandai dengan puasa, shalat, dan refleksi diri. Ini adalah momentum bagi umat Muslim untuk menyucikan hati dan memperkuat karakter moral mereka.

Selain signifikansi religiusnya, semangat Ramadan menawarkan kerangka kerja yang berharga untuk perilaku etis, disiplin, dan integritas.

Dalam konteks ini, nilai-nilai yang ditanamkan selama Ramadan dapat menjadi dasar yang kuat dalam perjuangan melawan korupsi. Korupsi merupakan tantangan yang terus-menerus di banyak masyarakat, khususnya di Indonesia, di mana korupsi merusak pembangunan ekonomi, keadilan sosial, dan kepercayaan publik.

Dengan menangkap esensi spiritual Ramadan, individu dan institusi dapat membangun budaya kejujuran dan akuntabilitas, memperkuat gerakan anti-korupsi.

Puasa selama Ramadan bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga tentang proses menumbuhkan pengendalian diri, ketulusan, dan kebaikan. Nilai-nilai moral yang ada dalam puasa Ramdan, sangat penting dalam memerangi korupsi. Prinsip dasar Ramadan meliputi, pengendalian diri dan disiplin, kejujuran dan integritas, akuntabilitas dan tanggung Jawab serta keadilan sosial dan empati.  

Puasa ramadan yang disertai dengan refleksi mendalam akan menumbuhkan rasa empati terhadap mereka yang kurang beruntung melalui amal dan kebaikan. Nilai ini sangat penting dalam memberantas korupsi, yang sering memperburuk ketidakadilan dan merampas hak serta kesempatan komunitas yang terpinggirkan.

Korupsi bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga penyakit moral dan sosial yang mengikis kepercayaan, melemahkan institusi, dan menghambat pembangunan nasional. Korupsi hadir dalam berbagai bentuk, termasuk suap, penggelapan, nepotisme, dan penyalahgunaan kekuasaan.

Dampak korupsi sangat merusak, daya rusak korupsi adalah mengalihkan dana publik dari layanan penting seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Kemudian praktik korupsi secara tidak proporsional merugikan kaum miskin dan rentan, memperlebar kesenjangan antara yang kaya dan yang kurang beruntung.

Kemudian dengan masifnya korupsi, warga akan kehilangan kepercayaan pada pemimpin dan institusi, dan hal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Menghadapi dampak buruk ini, perjuangan melawan korupsi tidak bisa hanya mengandalkan kerangka hukum dan mekanisme penegakannya, tetapi juga diperlukan transformasi budaya dan etika.

Ritual Ramadan yang dilakukan dengan penuh refleksi dan pemaknaan mendalam, maka ritual Ramdan akan menyediakan kompas moral untuk transformasi ini.

Memperkuat Gerakan Anti Korupsi melalui Spirit Ramadan

Ikhtiyar dalam menangkap spirit puasa ramadan, menjadi sangat penting, sehingga ritual ibadah puasa ramadan tidak hanya berhenti pada aspek ritual formalitas. Akan tetapi ritual puasa ramadan bisa bertranformasi yang dapat diterjemahkan ke dalam strategi konkret anti-korupsi.

Seperti bahwa puasa Ramadan pada subtansinya adalah bagian dari mempromosikan kepemimpinan etis, yakni pemimpin dalam pemerintahan dan bisnis yang mencerminkan prinsip kejujuran, kerendahan hati, dan akuntabilitas. Selama Ramadan, pemimpin harus memanfaatkan kesempatan ini untuk merefleksikan tanggung jawab mereka dan berkomitmen pada tata kelola yang etis.

Puasa ramadan, yang telah dilakukan oleh mayoritas warga negara, mengingat secara statistik agama Islam adalah agama yang dipeluk oleh mayoritas, dan terlepas dari doktrin ritual dan pahala yang ditawarkan, sesungguhnya adalah suatu bentuk ibadah yang mengandung prinsip-prinsip penting dalam perubahan ke arah yang lebih baik secara progresif.

Esensi dari ritual ramadan akan mengantarkan pelaku ritual ramadlan menjadi pribadi yang memiliki integritas kemanusiaan, kejujuran dan kesabaran. Esensi puasa Ramadan tersebut, hemat penulis, masih belum menjadi spirit dan prinsip oleh kepemimpinan publik, dalam mengoperasionalkan pelayanan kepada publik.

Hal  ini terjadi, karena ritual puasa Ramadan hanya berhenti pada level ritualnya, untuk itu harus ada gerakan perubahan polapikir (mindset) bahwa puasa Ramadan di samping menjalankan ritual.

Di sisi lain terdapat edukasi langit yang perlu ditransformasikan menjadi sikap,perilaku dan kebijakan-kebijakan dalam konteks pelayanan kepada kemanusiaan.

Pemimpin agama (Kiyai,ustad) memainkan peran penting dalam membentuk moralitas publik. Selama Ramadan, mereka memiliki kesempatan unik untuk menginspirasi masyarakat agar menolak korupsi.

Masjid, organisasi Islam, dan kelompok masyarakat harus mengintegrasikan tema anti-korupsi dalam pengajaran mereka, menegaskan bahwa korupsi bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Demikian pula, pemimpin masyarakat harus mengadvokasi perilaku etis dalam pemerintahan lokal dan bisnis.

Spirit Ramadan menawarkan pelajaran mendalam bagi gerakan anti-korupsi. Dengan merangkul nilai-nilai seperti disiplin diri, kejujuran, akuntabilitas, dan keadilan sosial, individu dan institusi dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang bebas dari korupsi.

Sementara kerangka hukum dan mekanisme penegakan sangat penting, perjuangan melawan korupsi pada akhirnya membutuhkan transformasi moral dan etika.

Ramadan memberikan kesempatan yang sempurna untuk transformasi ini, menginspirasi masyarakat untuk berkomitmen pada integritas dan keadilan dalam semua aspek kehidupan. Melalui upaya kolektif dan komitmen bersama terhadap nilai-nilai etika, visi masyarakat tanpa korupsi dapat menjadi kenyataan.

***

*) Oleh : Anshori, Direktur Pusat Study Hukum dan Sosial Lamongan serta Dosen Fakultas Hukum Universitas Billfath Lamongan.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.