TIMES MALANG, JOMBANG – Kampus tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan tinggi. Kampus harus mengadopsi kebijakan kurikulum baru yang lebih menjanjikan sebagai akibat dari transformasi teknologi pendidikan tinggi, baru-baru ini muncul tawaran dan tantangan baru yaitu kampus berdampak.
Kampus Berdampak adalah program yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) untuk menangani masalah kualitas pendidikan tinggi di Indonesia saat ini, serta relevansinya dengan masyarakat. "Kampus Berdampak" diharapkan dapat secara langsung meningkatkan kualitas pendidikan dan memberi nilai tambah bagi kualitas kehidupan manusia.
Gagasan ini bukan sekadar kelanjutan dari semangat "Kampus Merdeka" itu adalah solusi praktis untuk kebutuhan modern untuk mahasiswa, dosen dan institusi perguruan tinggi benar-benar memiliki dampak nyata dari pengembangan ilmu pengetahuan.
Kenapa Berubah dari MBKM Menuju Kampus? Apa Perbedaannya
Kampus Merdeka lebih menekankan kebebasan akademik atau hanya melaksanakan program-program tertentu MBKM yang telah dicanangkan kampus, sedangkan Kampus Berdampak berusaha untuk menjadikan perguruan tinggi sebagai pemain utama untuk menyelesaikan masalah yang muncul di masyarakat.
Apa Tujuannya?
Tujuan kampus berdampak adalah memposisikan kampus bukan hanya mencetak atau mengeluarkan individu-individu yang siap bekerja, tetapi melakukan hal yang besar, waktunya kampus tampil menyelesaikan permasalahan dan kebutuhan-kebutuhan Masyarakat.
Untuk mewujudkan dampak nyata ke masyakat kampus harus benar-benar mendesain program-program Tri Dharma PT yang dapat diaplikasikan langsung. Oleh karenanya kolaborasi menjadi keharusan bagi PT untuk menjawab kebutuhan Masyarakat. Saatnya kampus menjadi Problem Solver untuk Masyarakat
Apa yang Harus Dilakukan?
Kampus meningkatkan kapasitas seluruh ekosistem kampus, termasuk tenaga kependidikan, dosen, birokrasi, dan alumni. Dengan Tridarma Perguruan Tinggi, setiap komponen diberi kebebasan untuk bekerja sama satu sama lain, yang menghasilkan karya yang konsisten dengan kebutuhan masyarakat. Pendidikan tinggi harus memberikan harapan baru bagi masa depan dan membantu menyelesaikan masalah bangsa, bukan menjadi beban.
Sebuah contoh misalnya masalah bencana, adakah hasil penelitian kampus yang bisa mengatasi atau menagulangi resiko bencana, contoh lain permasalahan sosial, adakah hasil penelitian yang dapat menyelesaikan masalah sosial masyarakat, kalua ada maka bisa langsung diaplikasikan.
Oleh karena itu harapannya penelitian-penelitian yang dilakukan harus mempunyai dampak langsung yang dapat membantu Masyarakat, bukan berakhir pada laporan penelitian dan publikasi saja.
Dikutip dari beberapa sumber, ada beberapa program unggulan yang diperkenalkan untuk mendukung Kampus Berdampak adalah sebagai berikut: Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa), Magang Berdampak, Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW), Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Program Kolaborasi dengan Dunia Usaha dan Industri.
Program "Kampus Berdampak" diharapkan akan menghasilkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan menuju Indonesia emas 2045.
***
*) Oleh : Ali Mustofa, Dosen STIT Al-Urwtaul Wutsqo Jombang dan Sekretaris LPTNU Diwek serta Dewan Pakar LTN NU Diwek.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |