https://malang.times.co.id/
Kopi TIMES

KH Zaini Mun'im, NU, Dakwah dan Perguruan Tinggi

Selasa, 14 Januari 2025 - 13:22
KH Zaini Mun'im, NU, Dakwah dan Perguruan Tinggi H.A. Bashori Shanhaji, Alumni NJ 1981-1995, Kini Berkhidmat di NU.

TIMES MALANG, PROBOLINGGO – Pesantren Nurul Jadid awalnya adalah sebuah tempat uzlah persembunyian dari suatu perlawanan. Betapa tidak, setelah lokasi pesantren warisan ayahnya di Galis Pamekasan dibakar Belanda, Kiai Zaini harus tetap mengatur strategi baru, dan pilihannya adalah hijrah ke Pesantren Salafiyah Syafi’iyyah Sukorejo Asembagus Situbondo. 

Pesantren Sukorejo merupakan tempat yang aman bagi para pejuang (gerilyawan) karena sebelumnya telah ditetapkan oleh pihak Belanda sebagai Heillige Zone (daerah suci). Tak lama di sana lalu melakukan proses pencarian tempat bermukim yang baru. 

Dan hal itu tetap atas konsultasi serta petunjuk kiai yang merupakan pamannya yaitu KH Syamsul Arifin Sukorejo, pilihan terakhirnya jatuh di Tanjung Karanganyar Paiton pada tahun 1948. Di tempat yang baru itu pun masih terendus Belanda dan ditangkap serta dipenjarakan di Probolinggo sejak 9 Desember 1948 hingga 18 Maret 1949. 

Selepas dari penjara itu lah, Kiai Zaini memiliki keleluasaan kiprah pengabdiannya di tengah-tengah masyarakat. Pada tahun 1950, Kiai Zaini ditunjuk Menteri Agama RI, KH. A. Wahid Hasyim menjadi pemimpin dan sekaligus merintis jalan untuk pertama kalinya bagi jamaah haji Indonesia dalam bentuk rombongan yang teratur dan terkoordinir oleh pemerintah (Departemen Agama). 

Tahun 1956, saat Muktamar NU ke 21 di Medan (Sumut), beliau terpilih menjadi anggota Dewan Partai NU dari 79 orang yang terdiri dari fungsionaris PBNU, wakil dari Pengurus Wilayah dan Cabang-Cabang se Indonesia. Pada tahun 1953, kiai Zaini dipilih dan diangkat sebagai Rais Syuriah NU Cabang Kraksaan setelah ditinggal wafat oleh KH Abdul Latif. Amanat sebagai Rais Syuriah itu diembannya hingga tahun 1975. 

Dalam khidmatnya di Nahdlatul Ulama, banyak hal yang dilaksanakan, berupa kursus administrasi, kursus muballigh (up grading  dakwah dan pendidikan agama), dan lain-lain. Selain sebagai Rais Syuriah NU Cabang Kraksaan, sejak tahun 1960, Kiai Zaini terpilih sebagai Wakil Rais Pengurus Wilayah NU Jawa Timur hingga wafat 1976. 

Sejak aktif menjadi Anggota Dewan Partai (1956), Wakil Rais (1960), peran dan kiprah beliau semakin luas, antara lain pernah menjadi anggota Badan Kerjasama Ulama Militer (BKSUM), anggota Dewan Pertimbangan MUI Jawa Timur, dan lain-lain. Dengan semakin luas kiprah dan peran pengabdiannya, beliau dikenal sebagai organisator, ‘allamah, Pendidik yang visioner, serta luas wawasannya, singa podium dan lain-lain.

Bahkan, menurut catatan M. Dawam Rahardjo dalam bukunya Intelektual Inteligensia, sebagaimana dikutip dan dipaparkan  oleh Muhammad Sulthon (2003:19-20), dia menyebutkan:
“Secara historis, menurut M. Dawam Rahardjo, hal itu diawali oleh penyelenggaraan Simposium Dakwah di Surabaya pada 23 Pebruari 1962. 

Simposium itu menampilkan tokoh NU Jawa Timur, KH. Mohammad Zaini, dengan prasaran berjudul ‘Hari Depan Islam dan Kaum Muslimin Terletak pada Dakwah Islamiyah’. Tulisan itu ikut mendorong lahirnya tulisan lain oleh Buya Hamka berjudul ‘Dakwatul Islam’ yang dimuat bersambung dalam Majalah Gema Islam(No. 1 dan 5 Th I.,1962).”

Dengan besarnya perhatian Kiai Zaini terhadap Dakwah Islamiyah ini, maka tidak heran bila kemudian pada tanggal 20 Juli 1968 melalui Musyawarah Kerja Pengurus Wilayah NU Jawa Timur di Lumajang dibentuklah Panitia usaha Pendidikan Akademi Dakwah dan Ilmu Pendidikan NU (ADIPNU). 

Dalam Musyawarah tersebut telah diputuskan dan disahkan berdirinya ADIPNU yang berada di bawah Pengawasan Partai Nahdlatul Ulama (NU) Wilayah Jawa Timur. Mengenai Persoalan pelaksanaannya, secara teknis diserahkan sepenuhnya kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid yang diasuh oleh Kiai Zaini sendiri. Jadi, keberadaan Universitas Nurul Jadid (UNUJA) saat ini cikal bakalnya berasal dari ADIPNU yang didirikan oleh PWNU Jawa Timur. (Masyhur Amin, 1996:119).

Perhatian akan pentingnya Pengembangan Dakwah Islam itu bagi Kiai Zaini telah  menjadi kebutuhan yang fundamental untuk kejayaan Islam dan kaum muslimin di masa yang akan datang. Oleh karenanya terus diusahakan pembaruan, baik dalam tatanan praktis implementatif (nyata) maupun dalam konsep dan teori keilmuan. 

Sehingga pada penyelenggaraan Dies Natalis III Perguruan Tinggi Ilmu Dakwah (PTID) Nurul Jadid pada tahun 1972, sesuai permintaan panitia, beliau menyiapkan Orasi Ilmiah berjudul ‘Beberapa Problematika Da’wah Islamiyah’. Dan pernah dimuat dalam Majalah Ai Jami’ah IAIN Sunan Kalijogo, Yogyakarta, Edisi Th. 11/Januari/1972, sebanyak 21 halaman.

Kecintaan beliau terhadap kiprah perjuangan, khususnya Jam’iyyah Nahdlatul Ulama dan Partai yang komitmen terhadap ke-Islaman, diabadikan dalam bait qasidah tawassulnya:

Ya Robbi waffiqna wa waffiqhum lima
Yufdli Li ‘Izzihimu Wa ‘Izzil Muslihin
Wa ‘alal Jihadi Bi Nahdlatil Ulamai
Wa Bi Hizbil Islami Faqawwil Muslimin

"Wahai Tuhanku, mudahkanlah kami dan mereka pada sesuatu, yang mengantarkan kejayaan mereka dan kejayaan para pembaharu, berjihad dengan Nahdlatul Ulama dan dengan partai Islam, kuatkanlah kaum muslimin."

Dari sekelumit biografi di atas, maka momentum pelaksanaan Rapat Kerja  Pengurus Wilayah NU Jawa Timur masa khidmat 2024-2029 dan dirangkai dengan puncak Peringatan Harlah NU ke 102 PWNU Jawa Timur, pada 24-25 Januari 2025 yang ditempatkan di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton ini seolah mengingatkan semua komponen yang terkait untuk terbarukan pada pendiri sekaligus Pengasuh pertama Pondok Pesantren Nurul Jadid. Guna memperoleh energi baru dalam mengatur strategi guna menjalankan amanat Konferensi NU Jawa Timur. 

Apalagi, agenda yang di-release oleh panitia sangatlah beragam dan membangkitkan banyak harapan akan kiprah NU Jawa Timur di masa depan. Dengan mengambil tema “Menguatkan Sinergi, Memantapkan Bhakti untuk Negeri” dengan pembagian sidang komisi yang bertajuk penuh histori, yaitu Komisi Taswirul Afkar, Komisi Nahdlatut Tujjar, dan Komisi Nahdlatul Wathan. 

Selain itu, rangkaian kegiatan yang akan dimulai sejak 20 Januari 2025 ini juga akan dilaksanakan pameran Pendidikan Tinggi, pameran UMKM di lingkungan NU, serta pameran Rumah Arsip NU yang berpusat di Gresik. 

Semoga semua agenda berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan, serta mencapai target dan menghasilkan keputusan yang barokah dan bermanfaat bagi kemajuan agama, bangsa dan negara.

***

*) Oleh : H.A. Bashori Shanhaji, Alumni NJ 1981-1995, Kini Berkhidmat di NU.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.