TIMES MALANG, MALANG – PSSI secara mendadak menunda laga perdana Arema Indonesia Vs Blayu FC di Grup G Liga 4, yang sedianya digelar pada Senin (6/1/2025) di Stadion Gajayana Kota Malang. Penundaan itu tertuang dalam surat elektronik yang dikirimkan PSSI melalui Asprov PSSI Jatim kepada manajemen Arema Indonesia pada Minggu malam sekitar pukul 19.00 WIB.
Kuasa Hukum Arema Indonesia Dr Supriarno SH MH dalam konferensi pers mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan keputusan yang terkesan sangat mendadak ini. Padahal, Arema Indonesia telah menyiapkan segala kebutuhan untuk gelaran perdana ini.
"Kita tidak tahu ada apa ini. Padahal semuanya sudah siap. performa kita sudah siap, perizinan sudah keluar, suporter, tim, tidak ada masalah. Namun tiba-tiba pukul 19 tiba-tiba ditunda," ucapnya.
Dia menyampaikan, sebelumnya, memang ada sebuah saran atau permintaan dari Asprov Jatim kepada manajemen Arema Indonesia untuk tidak menggunakan atau mengganti nama klub, dalam gelaran Liga 4. Hal itu berkaitan dengan polemik yang terjadi antara Arema FC dengan Arema Indonesia saat ini.
Setelah diskusi panjang, dan mempertimbangkan banyak hal, Arema Indonesia pun akhirnya menyetujui untuk mengganti nama klub untuk sementara waktu, dan akan dicabut kembali setelah polemik selesai. Keputusan itu pun mereka sampaikan ke PSSI Jatim melalui surat elektronik.
"Kita merenung beberapa kali, disepakati, namun malam ini secara mendadak tanpa ada kordinasi, tiba-tiba pertandingan ditunda oleh pssi pusat. Penundaan ini menurut Sekjen permintaan asprov jatim. Tapi jatim tidak mau itu dianggap permintaan mereka, maunya itu dari pssi pusat," kata Supriarno.
Media Officer Arema Indonesia Aldiano menambahkan, untuk menghindari chaos, pihak Arema Indonesia memang akhirnya sepakat untuk mengganti nama. Tapi tidak melenceng jauh dari nama sebelumnya. Arema Indonesia menjadi Aremalang Indonesia.
"Disaat kaki menyiapkan pertandingan, 19.00 berkirim surat, sesuai dengan saran dan diskusi, kami bersedia mengganti nama sementara. Sampai permasalahan ini slesai menemukan win-win solution. Tak berselang lama, ada surat bahwa grup G ditunda. Dengan dasar surat dari pssi pusat," jelasnya.
Dia menyebut, dalam surat tersebut, PSSI juga tidak memberikan pernyataan yang jelas, penundaan ini akan dilakukan sampai kapan. Sehingga Grup G, khususnya Arema Indonesia merasa digantung oleh PSSI. "Ini berefek domino. Pemain bakal nganggur, sampai kapan tidak tahu," kata dia.
Pihak Arema Indonesia mengaku akan terus berkoordinasi dengan PSSI Jatim sebagai induk organisasi, untuk menemukan penyelesaian atas permasalahan ini. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |