TIMES MALANG, JAKARTA – Atlet tenis meja Indonesia M Bima Abdi Negara mengaku kecewa cabang olahraga (cabor) tenis meja absen pada PON XX Papua tahun 2021.
Ia mendesak sejumlah pihak, termasuk Presiden RI Joko Widodo untuk turut menyelesaikan konflik dualisme yang ada di tubuh Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) yang berjalan hingga 11 tahun lamanya.
"Tanpa mengurangi rasa hormat, sekali lagi kami sangat mohon kepada Bapak Presiden RI untuk menyelesaikan dualisme PTMSI Indonesia saat ini," tegas Bima dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/9/2021).
Atlet 27 tahun ini mendukung penyelenggaraan PON XX Tahun 2021 karena merupakan ajang bagi seluruh atlet dari seluruh cabang olahraga untuk menunjukkan prestasi terbaiknya.
Namun, dirinya sangat kecewa karena cabor tenis meja tidak diselenggarakan di PON XX kali ini. Ia mengaku tidak mengetahui alasan dan tidak mendapatkan penjelasan mengapa cabor tenis meja tidak dipertandingkan.
"Keputusan ini membuat kami sangat kecewa karena kami tidak bisa menunjukkan prestasi terbaik di ajang pesta olahraga terbesar di Indonesia. Hal ini membuat sebagian besar dari kami kehilangan motivasi, waktu, impian dan juga kesejahteraan," jelasnya.
Ia berharap persoalan ini mendapat atensi dari pemerintah, baik Menpora, KONI pusat, NOC IOA, instansi olahraga terkait lainnya dan juga Presiden RI Joko Widodo untuk membantu membangun kembali motivasi yang saat ini sedang sirna.
"Salah satu caranya adalah dengan menyatukan kepengurusan PTMSI yang saat ini sedang dalam keadaan dualisme. Dualisme 11 tahun ini merugikan generasi atlet tenis meja," terangnya.
Lebih lanjut Bima mengatakan, para atlet tenis meja di Indonesia banyak kehilangan ajang penting lainnya seperti Kejurnas Kelompok Umur, Kejurnas Senior, O2SN, POPNAS, POMNAS, Liga KU, Liga Profesional, Seagames 2019 dan tentunya PON XX 2021.
"Ini adalah track record sepanjang dualisme kepengurusan. Hal ini juga menyebabkan kehilangan pembinaan profesional tenis meja di Indonesia, yang mana pembinaan profesional tersebut merupakan awal dari bermunculannya generasi penerus," pungkasnya.
Atlet tenis meja Indonesia M Bima Abdi Negara bersama atlet lainnya khawatir jika keadaan dualisme di tubuh PTMSI berkelanjutan, akan bermuara kepada hilangnya dua generasi atlet tenis meja Indonesia, seperti terlihat dari absennya cabor ini di PON XX Papua. (*)
Pewarta | : Mohammad Naufal Ardiansyah |
Editor | : Ronny Wicaksono |