TIMES MALANG, JAKARTA – Kader HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) ditantang lebih mandiri dan berdikari di sektor perekonomian. Hal itu tertuang dalam buku berjudul HMI Menuju Insan Wirausaha: Gagasan Membangun Organisasi Berbasis UMKM dan Desa.
Buku tersebut diluncurkan hari ini, Senin (15/3/2021) bertepatan Deklarasi Kandidat Ketua Umum PB HMI di Puspoll Indonesia, Tebet, Jakarta Selatan.
Sebagai penulis buku, Ketua Bidang Kewirausahaan dan UMKM PB HMI Periode 2018-2020 Moh. Aris Nur Shoim mengatakan, terbitnya buku ini atas semangat dan keseriusan melakukan perbaikan-perbaikan agar organisasi bisa mandiri dan mampu berkontribusi aktif mencapai tujuan HMI.
“Kita di HMI hari ini dihadapkan tantangan era yang begitu kompleks dan serba cepat, kita kelihatan kelabakan merespon dan menjawab perubahan jaman. Karena mengalami kebuntuan, kemandirian organisasi mengalami keropos luar biasa dan tidak mampu berjalan sesuai dengan track yang semestinya,” tuturnya
Shoim menegaskan bahwa di tengah gempuran dampak globalisasi dan menjamurnya kapitalisme dalam realitas sistem perekonomian di tanah air, HMI hari ini lemah dan tidak mampu memainkan peran membendung itu.
Di HMI, ujarnya, menjadi keniscayaan untuk bergerak dan berjuang melakukan upaya-upaya melahirkan keadilan dan kemakmuran bagi rakyat.
“Kita diajarkan, kejahatan di bidang ekonomi yang menyeluruh adalah penindasan dan kapitalisme. Dengan kapitalisme, seseorang mudah memeras orang-orang yang berjuang mempertahankan hidupnya karena kemisikinan, kemudian merampas hak-haknya secara tidak sah, berkat kemampuannya untuk memaksakan persyaratan kerjanya dan hidup kepada mereka,” katanya.
“Oleh sebab itu, menegakkan keadilan mencakup pemberantasan kapitalisme dan segenap usaha akumulasi kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat. Sesudah syirik, kejahatan terbesar kepada kemanusiaan adalah penumpukan harta kekayaan beserta penggunaannya tidak benar, menyimpang dari kepentingan umum, tidak mengikuti jalan tuhan (104:1-3). Itulah diajarkan dalam NDP VI: Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi)," bebernya lagi.
Dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur serta mencapai kemandirian organisasi, Shoim yang pernah mempelopori gerakan 15.000 Wirausaha Muda berharap HMI kedepannya mampu menciptakan Insan Wirausaha. Asa cita organisasi ini, yakinnya, bisa digalakkan dan direalisasikan dengan berbasiskan UMKM (Unit Mikro, Kecil dan Menengah) dan Desa.
“Mendorong dan mencetak kader-kader untuk menjadi Insan Wirausaha dengan adanya awareness doctrine (doktrin kesadaran) melalui formal or non-formal approaches (pendekatan-pendekatan formal maupun non-formal). Perlu inovasi dan kreativitas dari para kader serta dibutuhkan elaborasi dan kolaboratif dengan berbagai macam stakeholders baik government maupun non-government,” tandasnya.
Insan cita HMI, lanjutnya, bisa diwujudkan dengan salah satunya bisa melahirkan para Insan Wirausaha dari dalam tubuh HMI. Insan Wirausaha, menurutnya, adalah man of future (insan pelopor), man of motivator (idea of progress), yang artinya terbentuknya insan yang berkepribadian imbang dan padu, kiritis, dinamis, adil, dan jujur, tidak takabur dan bertaqwa kepada Allah SWT.
“Kita adalah manusia-manusia yang beriman, berilmu dan mampu beramal sholeh dalam kualitas yang maksimal (insan kamil). Selanjutnya, Kesejahteraan yang akan terwujud dengan adanya amal saleh (kerja kemanusiaan) yang dilandasi dan dibarengi dengan keimanan yang benar, bentuk kehidupan yang ideal secara sederhana dikenal dengan kehidupan yang adil dan makmur,” tegasnya.
Shoim melanjutkan bahwa perlu banyak insan wirausaha dari HMI yang mampu menyelesaikan persoalan UMKM, mulai dari permasalahan dalam mengembangkan skala usaha, pelaku UMKM yang masih banyak terhambat dalam penguasaan teknologi, inovasi, keahlian tenaga kerja, sistem pemasaran dan permodalan.
“UMKM itu strategis dalam mencapai dan mempertahankan ketahanan nasional karena dapat membuka lapangan kerja, menurunkan angka kemiskinan, dan bisa jadi solusi multidimensi. Menumbuhkan UMKM dan bagaimana memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh Desa adalah pertahanan terkahir kemandirian ekonomi umat dan bangsa,” ujar penulis buku HMI Menuju Insan Wirausaha itu. (*)
Pewarta | : Mohammad Naufal Ardiansyah |
Editor | : Deasy Mayasari |