TIMES MALANG, MALANG – Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan) Malang di bawah naungan Kementerian Pertanian RI (Kementan) sukses menyelenggarakan The 1st International Vocational Agriculture Symposium (IVAS) 2025, Sabtu (25/10/2025) dengan tema besar “Innovating Vocational Agriculture Education for Food Sustainability.”
Untuk pertama kalinya, Polbangtan Malang menggelar forum akademik berskala internasional yang mempertemukan pakar, akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara untuk membahas masa depan pendidikan vokasi pertanian dalam menghadapi tantangan global.
Kegiatan ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, bahwa Indonesia tidak boleh hanya mengandalkan pertanian konvensional, namun harus mengedepankan smart farming dan digitalisasi.
“Guna menerapkan semua itu, maka peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian yang profesional, mandiri, dan berdaya saing mutlak dibutuhkan untuk mewujudkan pertanian Indonesia yang maju, mandiri, dan modern di masa depan,” ujar Andi Amran Sulaiman.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti, turut menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi digital dalam dunia pertanian.
“Teknologi dan inovasi sebagai modal utama dalam menarik generasi muda untuk menggeluti pertanian, baik secara keilmuan ataupun praktik langsung di lapang,” katanya.

Sebagai lembaga pendidikan vokasi di bawah BPPSDMP, Polbangtan Malang berkomitmen menjadi garda terdepan dalam melahirkan generasi pertanian yang terampil, inovatif, adaptif, dan berjiwa wirausaha.
Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udayana, menjelaskan bahwa IVAS 2025 dirancang sebagai katalis kolaborasi global yang mempertemukan berbagai pandangan dan inovasi di bidang pertanian — mulai dari teknologi produksi, bioteknologi, pertanian cerdas iklim, hingga pemberdayaan pemuda tani.
Setya Budhi Udrayana juga mengapresiasi para pakar dan peserta yang berkontribusi dalam memperkuat peran pendidikan vokasi sebagai motor penggerak ketahanan pangan berkelanjutan.
“Melalui scope yang luas — mulai dari teknologi produksi dan proteksi tanaman, praktik climate-smart, bioteknologi, integrasi teknologi digital, hingga pemberdayaan pemuda dan pengembangan kebijakan — forum ini menjadi ruang berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inovasi,” ungkapnya.

Ketua Panitia Penyelenggara, Dewi Ratih Ayu Daning, menyampaikan bahwa pelaksanaan perdana International Vocational Agriculture Symposium (IVAS) 2025 bertujuan memperkuat sinergi global dan memperluas wawasan dunia pendidikan vokasi pertanian.
“Respon terhadap pelaksanaan IVAS pertama ini sungguh luar biasa. Lebih dari 215 peserta terdaftar, 82 makalah ilmiah diterima, dan 70 presenter dari berbagai negara berpartisipasi,” ungkap Dewi Ratih.
Peserta berasal dari delapan negara, antara lain Malaysia, Pakistan, Vietnam, Taiwan, China, Aljazair, dan Jepang. Kegiatan ini juga diikuti oleh berbagai lembaga pendidikan dan penelitian ternama seperti University of Souk Ahras (Aljazair), Hunan Agricultural University (China), Taipei University, Ho Chi Minh City University of Technology and Education (Vietnam), serta Mohammed Khider University-Biskra (Aljazair).
Dari dalam negeri, partisipasi datang dari berbagai universitas dan lembaga seperti BRIN, IPB University, Universitas Andalas, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Brawijaya, UPN “Veteran” Yogyakarta, serta SEAMEO Biotrop.
Simposium ini mengangkat berbagai topik strategis yang menjadi fokus global di bidang pertanian, antara lain teknologi produksi dan proteksi tanaman, praktik pertanian cerdas iklim (climate-smart practices), bioteknologi dalam pertanian, nutrisi dan kesehatan ternak, integrasi teknologi digital, pemberdayaan masyarakat dan pemuda tani, serta kebijakan dan kurikulum pendidikan vokasi pertanian.
Melalui sesi pleno dan diskusi paralel, peserta memperoleh berbagai perspektif tentang bagaimana lembaga pendidikan vokasi dapat bertransformasi menjadi pusat inovasi sekaligus penggerak utama dalam mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. (D)
| Pewarta | : Rochmat Shobirin |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |