TIMES MALANG, MALANG – Saat ini bahasa Jerman sudah sangat populer diajarkan di Sekolah Menengah Atas. Berbagai keterampilan bahasa yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Jerman di SMA adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Perlu diketahui dari berbagai keterampilan tersebut, ternyata menulis memiliki tantangan sulit tersendiri.
Keterampilan menulis dalam bahasa Jerman merupakan tantangan terbesar di kalangan guru-guru bahasa Jerman. Hal tersebut diakui oleh guru-guru bahasa Jerman yang tergabung di dalam Ikatan Guru Bahasa Jerman Indonesia (IGBJI) Cabang Kota Malang, Jawa Timur. Untuk itu perlu adanya sebuah solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Sebuah terobosan inovatif telah muncul untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu alternatif solusi menarik yang ditawarkan oleh dosen-dosen Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Jerman Universitas Negeri Malang (UM) adalah menulis kreatif. Menulis kreatif adalah cara fantastis untuk mengekspresikan diri dan membagikan cerita, ide, dan emosi dengan pembaca.
Menghadirkan solusi segar ini, para ahli bahasa Jerman dan pengajar di Kota Malang dan sekitarnya berkumpul dalam sebuah kegiatan lokakarya yang berlangsung baru-baru ini. Acara ini mengusung tema “Menulis Kreatif dalam Bahasa Jerman” dan dihadiri oleh 24 orang guru bahasa Jerman. Gedung D14 Lantai 2 Ruang AVA Fakultas Sastra UM menjadi saksi dari pertukaran ide yang berharga ini.
Dalam kesempatan lokakarya ini, terdapat tiga narasumber ahli bahasa Jerman, yaitu Dr, phil. Iwa Sobara, M.A., Dr. Sri Prameswari I., M.Pd., dan Dr. Desti Nur Aini, M.Pd. yang memberikan wawasan tentang cara memperkenalkan metode menulis kreatif kepada siswa SMA.
Pada acara lokakarya ada lima metode menulis kreatif bahasa Jerman bagi siswa SMA. Lima metode tersebut adalah Du hast nur 3 Wörter (You only have 3 words), Vergiss die Verben (forget the verbs), Der Superlativ (The superlative), Was wäre wenn… (What if), and Führe einen Blinden (Write for a blind person). Metode-metode ini dirancang untuk memperkuat keterampilan menulis bahasa Jerman siswa dengan cara yang kretaif dan menyenangkan.
“Kegiatan lokakarya ini merupakan salah satu kegiatan pengabdian para dosen kepada Masyarakat, dalam hal ini para guru Bahasa Jerman,” ujar Menurut ketua penyelenggara sekaligus pembicara pada lokakarya ini, Iwa Sobara.
Selain itu, Iwa juga menyampaikan bahwa kegiatan ini juga diharapkan untuk dapat mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. SDGs adalah serangkaian tujuan global yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan September 2015.
SDGs ini sendiri bertujuan untuk mengatasi berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dihadapi dunia saat ini. Ada 17 SDGs yang memiliki 169 target spesifik yang harus dicapai hingga tahun 2030. Tujuan-tujuan ini mencakup berbagai aspek keberlanjutan, termasuk pengentasan kemiskinan, ketimpangan, dan kelaparan, peningkatan kesehatan dan pendidikan, perlindungan lingkungan, serta peningkatan kerja sama internasional. SDGs juga menekankan pentingnya inklusivitas, perdamaian, dan kemitraan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
“Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan mutu Pendidikan khususnya pembelajaran Bahasa Jerman di SMA,” kata Iwa.
Di akhir kegiatan, para peserta lokakarya mengungkapkan bahwa metode-metode yang diberikan pada acara tersebut dapat diaplikasikan pada kegiatan belajar mengajar mereka di sekolah masing-masing, sehingga mendorong siswa mereka dalam mengembangkan kreativitas dan ekspresi dalam pembelajaran bahasa Jerman. (*)
Pewarta | : Yovika Indrisani (MBKM) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |