TIMES MALANG, MALANG – Desa Tulusbesar, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, mulai menapaki langkah menuju desa budaya berbasis digital. Transformasi ini dilakukan melalui Program Implementasi Cultural Heritage Virtual Tourism (CHVT) yang didukung hibah penelitian Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) 2025 dengan skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat.
Program pengabdian masyarakat ini digarap oleh kolaborasi tim dosen Universitas Negeri Malang (UM) dan Universitas Brawijaya (UB). Tim pelaksana terdiri dari Dediek Tri Kurniawan, S.E., M.M. dan Dr. Rizky Firmansyah, S.E., M.S.A. dari UM, serta Adelia Shabrina Prameka, S.E., M.M., M.BA dari UB.
Mereka mengusung program bertajuk Integrasi Konsep Cultural Heritage Virtual Tourism dan Stimulus–Organism–Response (SOR) Model dalam Mendukung Peningkatan Kapasitas Desa Budaya Tulusbesar sebagai Destinasi Wisata Budaya.
Salah satu luaran utama program ini adalah pengembangan platform digital CHVT bernama TulusGo. Platform tersebut menghadirkan fitur tur virtual yang memungkinkan masyarakat luas menelusuri potensi seni dan budaya Desa Tulusbesar melalui konten interaktif. Akses TulusGo dapat dilakukan melalui laman web maupun perangkat virtual reality seperti Meta Quest.
Ketua tim pelaksana, Dediek Tri Kurniawan, berharap kehadiran media digital ini mampu memberikan dampak jangka panjang. Ia menyampaikan bahwa platform tersebut dirancang untuk menarik minat wisatawan sekaligus mendorong peningkatan kesejahteraan pelaku seni di Desa Tulusbesar.
Program ini mendapat respons positif dari Pemerintah Desa Tulusbesar. Kepala Desa Tulusbesar, Sirat Yudin, menilai pemanfaatan teknologi digital menjadi peluang besar bagi kemajuan desa.
“Saya harapkan semua yang muda mampu memaksimalkan media itu dalam mendukung kemajuan desa,” ujarnya.
Desa Tulusbesar sendiri dikenal memiliki kekayaan seni budaya, antara lain melalui keberadaan Sanggar Seni Srikandi, Sanggar Seni Lintang Pendu Sekar, serta Padepokan Mangun Dharma.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, tim pengabdian juga melakukan pendampingan kepada pengelola sanggar seni. Pendampingan dilaksanakan pada 11 Juli 2025 di Sanggar Seni Srikandi yang dikelola oleh Ibu Ingga. Kegiatan ini difokuskan pada optimalisasi pemanfaatan media sosial serta pengembangan konten digital untuk memperluas jangkauan promosi sanggar.
Dalam proses tersebut, tim mendokumentasikan sebanyak 18 tarian dan sendratari yang dimiliki Sanggar Srikandi. Ibu Ingga menyambut baik pendampingan tersebut karena dinilai membantu pengenalan sanggar kepada masyarakat yang lebih luas.
Selain penguatan konten budaya, peningkatan kapasitas sumber daya manusia juga menjadi perhatian utama. Tim pelaksana menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan kompetensi digital bagi aparatur desa dan pengelola sanggar seni. Pelatihan dimulai pada 18 September 2025 dengan tiga materi utama.
Materi pertama disampaikan oleh Dediek Tri Kurniawan dengan topik “Potensi Pengembangan Desa Budaya dengan Cultural Heritage Virtual Tourism (CHVT)”. Materi kedua mengenai “Peningkatan Kapasitas Digital dalam Pelayanan Desa” disampaikan oleh Rochmel Kapitan dan Rizky Firmansyah, S.E., M.M., dosen Akuntansi UM. Sementara materi ketiga membahas “Penggunaan AI dalam Pengelolaan Administrasi Desa” yang disampaikan oleh Yesiana Ihda Kusnayain, S.E., M.M. dari UM dan Adelia Shabrina Prameka, S.E., M.M., M.BA. dari UB.
Pelatihan tersebut mendapat sambutan positif dari peserta. Rendra, yang menjabat sebagai Sekretaris Desa Tulusbesar, mengapresiasi pendekatan yang dilakukan tim pengabdian.
“Saya harapkan lebih banyak pendampingan yang seperti ini, tidak hanya materi, tapi juga ada praktik langsung,” katanya.
Melalui rangkaian program ini, tim pengabdian berharap transformasi Desa Tulusbesar sebagai desa budaya digital dapat berjalan berkelanjutan. Sebagai dukungan konkret, tim juga menyerahkan platform digital TulusGo serta satu set perangkat virtual reality Meta Quest 3s untuk mendukung pengelolaan dan promosi wisata budaya desa. Ke depan, optimalisasi potensi seni dan budaya tersebut diharapkan mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Desa Tulusbesar. (*)
| Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |