TIMES MALANG, MADIUN – Jembatan Patihan yang menghubungkan Kelurahan Winongo dan Kelurahan Sogaten, Kota Madiun, Jawa Timur tidak bisa lagi diakses. Infrastruktur peninggalan pemerintah kolonial itu ditutup karena penyangga ambles tergerus arus Kali Madiun.
"Jembatan memang sudah tua. Selain itu arus cukup deras selama musim hujan ini sehingga menggerus penyangga," ungkap Tri Tiva Firmanto, Ketua RT 15 Kelurahan Sogaten, Senin (8/2/2021).
Menurut Firman, jembatan sudah tidak boleh dilewati sejak Jumat (5 /2/2021) lalu. Akibat penyangga ambles, badan jembatan juga ikut ambles. Sehingga membahayakan pengendara yang lewat.
"Terakhir diperbaiki tahun 1991. Tapi hanya bagian atasnya saja. Bagian dasar jembatan tidak," kata Firman.
Jembatan tersebut awalnya hanya dilewati rangkaian gerbong kereta api pengangkut tebu (lori) menuju ke pabrik gula Redjoagung. Setelah lama tidak digunakan, rel kereta diganti aspal sehingga bisa dilewati kendaraan.
"Jembatan ini akses alternatif tercepat jika ingin ke rumah sakit ataupun puskesmas. Pengendara sepeda motor lebih banyak lewat sini dari pada jembatan Prambanan," kata Firmanto.
Setelah jembatan ditutup, hanya pejalan kaki saja yang bisa lewat. Terlihat ada beberapa warga yang masih berani melintas meskipun jembatan terlihat sedikit bergoyang terkena hembusan angin.
Sementara itu, akses jalan ke Kelurahan Sogaten, Kota Madiun lewat Jembatan Patihan ataupun sebaliknya dialihkan melalui jalur Jembatan Prambanan. (*)
Pewarta | : Aditya Candra |
Editor | : Imadudin Muhammad |