TIMES MALANG, MALANG – Majelis Agung Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) tengah mempersiapkan rangkaian acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-94 GKJW yang jatuh pada 11 Desember 2025. Berbagai agenda rohani, aksi sosial, hingga ziarah ke makam tokoh-tokoh gereja telah disusun dalam untuk menyemarakkan HUT tahun 2025 ini.
Wakil Sekretaris Umum (Wasekum) Majelis Agung GKJW, Pdt. Kristanto menerangkan acara awal dimulai pada Senin 8 Desember 2025 dengan pelaksanaan Medical Check Up (MCU) bagi para pelayan dan karyawan di kantor Majelis Agung GKJW. Kegiatan berlanjut pada 10 Desember dengan aksi sosial ke Lapas Wanita Sukun, Kota Malang sebagai bentuk kepedulian gereja kepada kelompok rentan.
Pada 11 Desember, Majelis Agung akan melaksanakan ziarah ke makam para tokoh GKJW di kawasan Sukun, dilanjutkan pada hari yang sama dengan Ibadah Syukur HUT ke-94 GKJW yang menjadi momen puncak refleksi perjalanan panjang gereja sejak berdiri tahun 1931.
Kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis dalam rangka HUT ke 94 GKJW bersama Klinik Mardi Waloeja Rampal (Mawar). (FOTO: Tria Adha/TIMES Indonesia)
Rangkaian ziarah masih berlanjut pada 15 Desember ke makam tokoh-tokoh GKJW di wilayah Jombang, khususnya di Ngoro dan Mojolangu. Setelah itu, pada 20 Desember, akan digelar Ibadah Natal sekaligus ibadah tutup tahun bersama para pendeta full timer, keluarga, serta karyawan kantor Majelis Agung.
Agenda awal tahun 2025 juga sudah disiapkan. Pada 12 Januari, GKJW akan mengadakan tradisi silaturahmi awal tahun antara pendeta, karyawan, keluarga, dan anggota Pelayan Harian Majelis Agung sebagai pembuka kegiatan pelayanan sepanjang tahun.
Dalam peringatan tahun ini, Dewan Pembinaan Teologi GKJW mengusung tema “Menyala GKJW-ku”, yang diharapkan mampu membangkitkan kembali semangat pelayanan jemaat. Pdt. Christanto menjelaskan bahwa tema tersebut dipilih sebagai refleksi dinamika GKJW yang masih memiliki banyak pekerjaan rumah di bidang teologi, kesaksian, persekutuan, hingga pelayanan sosial.
“Kita berharap bahwa di tengah dinamika GKJW, kita tetap boleh menghayati sinar kasih Tuhan yang menyalakan semangat kita sebagai persekutuan yang menyatu,” ujar Pdt. Kristanto.
Ia juga mengingatkan kembali sejarah berdirinya Majelis Agung GKJW pada tahun 1931 yang ditandai Suryo Sengkolo ‘Panjalmaning Resi Wasananing Kristus’. Makna filosofisnya merujuk pada “Wajah Kristus” yang menerangi kehidupan jemaat.
“Kita menghayati bahwa wajah Kristus itulah yang membuat kita tidak kehilangan nyala, spirit untuk terus berpelayanan, mewujudkan panggilan Tuhan dalam bidang teologi, koinonia, marturia, diakonia, hingga penata layanan,” tambahnya.
Dengan rangkaian kegiatan yang menyentuh aspek spiritual, sosial, dan historis tersebut, GKJW berharap peringatan HUT ke-94 menjadi momentum memperkuat komitmen pelayanan serta menjaga warisan iman yang telah dibangun para pendahulu gereja. (*)
| Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
| Editor | : Imadudin Muhammad |