TIMES MALANG, MALANG – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa generasi muda memegang peran strategis dalam transformasi sektor pertanian nasional.
“Dengan semangat dan ketekunan, petani muda bisa berperan sebagai penggerak transformasi pertanian nasional menuju ketahanan pangan,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menekankan pentingnya regenerasi sumber daya manusia pertanian.
“Peran petani muda sebagai motor regenerasi SDM pertanian sangat penting untuk menuju pertanian modern dan swasembada pangan nasional,” jelasnya.
Komitmen tersebut sejalan dengan upaya Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang yang terus mendorong lahirnya generasi muda peternakan yang tangguh dan berdaya saing. Melalui Program Studi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan (PPKH), Polbangtan Malang menggelar Talkshow Alumni bertajuk “Passion, Purpose, and Profession, Menemukan Arti Sukses di Dunia Peternakan” di Aula Sasana Giri Sabha Ir. Syamsuddin Abbas, Jumat (5/12/2025). Kegiatan ini diikuti mahasiswa dan dosen serta menghadirkan tiga alumni inspiratif, yaitu Wahyu Chandra Nugraha, Abiq Prasetya Efendi, dan Andine Santika Bentari.

Talkshow ini merupakan bagian dari rangkaian Temu Karya PPKH 2025 yang dirancang sebagai sarana refleksi, motivasi, dan pembekalan karier bagi mahasiswa. Melalui forum ini, mahasiswa diajak memahami pentingnya menyelaraskan passion, tujuan hidup, dan pilihan profesi agar mampu beradaptasi serta bersaing di dunia peternakan yang terus berkembang. Kegiatan ini juga menjadi ruang penguatan jejaring antara mahasiswa, alumni, dan dunia industri.
Dalam sesi berbagi pengalaman, para alumni mengisahkan perjalanan karier mereka yang penuh tantangan sekaligus peluang. Salah satunya disampaikan Wahyu Chandra Nugraha, pemilik usaha peternakan Benthung Mulyo. Ia mengungkapkan bahwa membangun usaha tidak selalu berjalan mudah.
“Saya pernah berada di posisi yang sama seperti adik-adik mahasiswa yang ada di ruangan ini. Pada satu hingga dua tahun pertama merintis usaha, saya mengalami banyak kegagalan, bahkan untuk biaya operasional pun sangat sulit. Namun dengan kegigihan, kesabaran, serta kemauan untuk terus belajar dan membangun relasi, usaha yang saya kelola akhirnya bisa berkembang dan kini telah menghasilkan ribuan anakan sapi,” tuturnya.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh motivasi, tetapi juga gambaran nyata mengenai beragam peluang profesi di sektor peternakan, baik sebagai wirausaha, praktisi, maupun penyuluh. Diharapkan, kegiatan ini mampu menumbuhkan kepercayaan diri mahasiswa dalam menentukan arah karier serta mendorong lahirnya pelaku usaha peternakan muda yang inovatif dan berdaya saing. (*)
| Pewarta | : Rochmat Shobirin |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |