https://malang.times.co.id/
Berita

Sarasehan Dewan Pendidikan, Kupas Masalah Pelayanan Pendidikan di Kabupaten Malang

Minggu, 11 Agustus 2024 - 08:12
Sarasehan Dewan Pendidikan, Kupas Masalah Pelayanan Pendidikan di Kabupaten Malang Paparan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Suwaji, dalam acara Sarasehan Pendidikan bersama Dewan Pendidikan Kabupaten Malang, di Pendopo Panji Kantor Bupati Malang. (Foto: Amin/TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Kegiatan sarasehan bertema 'Menatap Masa Depan Pendidikan di Kabupaten Malang' digelar Dewan Pendidikan Kabupaten Malang, di Pendopo Kantor Bupati Malang, di Kepanjen, Sabtu (10/8/2024). 

Sarasehan ini diikuti kepala sekolah dan komite sekolah, serta perwakilan pihak yang menaungi lembaga pendidikan seperti LP Ma'arif NU dan Majelis Dikdasmen Muhammadiyah di Kabupaten Malang. 

Narasumber khusus juga dihadirkan sebagai pembicara utama, yakni Ketua Pembina Dewan Pendidikan Jawa Timur, yang juga Direktur Pascasarjana Universitas Islam Malang, Prof. Mas'ud Said. 

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Suwaji menegaskan, salah satu persoalan pendidikan yang harus menjadi perhatian bersama adalah pemerataan akses layanan pendidikan pada masyarakat. 

Terkait ini pula, ia meminta pihak sekolah dan komite, untuk memastikan pelayanan pendidikan terbaik bisa diterima masyarakat, tanpa terkecuali dan ada diskriminasi. 

Paparan-Kepala-Dinas-Pendidikan-Kabupaten-Malang-ba853c413cb17e826.jpg

Menurutnya, salah satu pilar keberhasilan pendidikan juga bermula pada peserta didik itu sendiri. Dari berbagai latar belakang apapun, siswa harus diketahui potensinya, agar guru dapat mendidik sekaligus mengarahkan meraka untuk bisa menjadi apa saja. 

"Kepala sekolah dan komite, Saya meminta langsung menyisir terlebih siswa baru dari keluarga kurang mampu. Jangan malah dibiarkan dan menjadi sumber persoalan di kemudian hari, jika memang merasa terbebani pembiayaan atau sumbangan diluar kemampuannya," tandas Suwaji, Sabtu (10/8/2024). 

Suwaji juga menyatakan, tengah membentuk Satgas Sapu Bersih ATS (Anak Tidak Sekolah), dengan tujuan memberi solusi anak usia sekolah yang terancam putus sekolah karena kondisi keluarga tidak mampu. 

Dalam temuannya, didapati penyebab anak putus sekolah bermacam-macam, mulai ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sekolah, masalah sosial seperti pernikahan dini dan kenakalan, atau lingkungan sekolah yang tidak nyaman, atau menjadi tempat perundungan yang dialami. 

"Bentuk intervensi lainnya, mendorong adanya orang tua asuh, baik pengasuhan bakat dan potensi yang dipunya atau membantu kebutuhan siswa dari keluarga tidak mampu. Kami juga mengupayakan 5 ribu lebih bantuan bosda bagi siswa miskin," demikian Suwaji. 

Prof. Mas'ud Said mengungkapkan, selain pilar kurikulum dan prasarana pendidikan di sekolah, tidak kalah penting juga soal lingkungan belajar. Yakni, bagaimana anak-anak dipastikan bisa belajar dengan nyaman dalam peer group atau kelompok sebayanya. 

"Ya, tidak jarang banyak anak pintar dan berprestasi, namun akhirnya terjerumus lingkungan yang mempengaruhi. Semua sekolah, negeri dan swasta, akan semakin seimbang kemandiriannya, hanya bagaimana bisa mendorong anak berprestasi dan mengangkat agar tetap bisa berhasil hingga jenjang tertinggi," kata Mas'ud Said. (*)

Pewarta : Khoirul Amin
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.