TIMES MALANG, MALANG – Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyampaikan pesan khusus bagi para santri di Hari Santri Nasional 2025, Rabu (22/10/2025). Dalam apel peringatan di Balai Kota Malang, Wahyu mengajak santri untuk mengambil peran besar dalam membangun bangsa menuju peradaban dunia.
Dalam amanatnya, Wahyu menyampaikan pesan dari Kementerian Agama RI yang dibacakan atas nama Prof. Nassaruddin Umar. Ia menegaskan, Hari Santri menjadi pedoman semangat untuk memperkokoh peran santri dalam kemajuan bangsa.
Sebelum menyampaikan pesan utama, Wahyu menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya 47 santri dalam musibah di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Semoga para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta kekuatan iman,” ujar Wahyu, Rabu (22/10/2025).
Wahyu mengingatkan kembali makna Hari Santri yang berawal dari Resolusi Jihad, tonggak kebangkitan nasionalisme santri dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa.
“Santri hari ini tidak boleh hanya menjadi penonton perubahan, melainkan pelaku sejarah baru yang membawa nilai Islam rahmatan lil alamin dalam membangun peradaban dunia yang damai dan berkeadilan,” ungkapnya.
Menurutnya, tema Hari Santri 2025, yakni “Mengawal Indonesia Menuju Peradaban Dunia” sangat relevan dengan semangat zaman. Santri, kata Wahyu, bukan hanya penjaga kemerdekaan, tetapi juga penggerak kemajuan bangsa.
Ia menambahkan, pemerintah terus menunjukkan perhatian besar terhadap pesantren melalui UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren dan Perpres Nomor 82 Tahun 2021 tentang pendanaan pesantren yang mengatur keberadaan dana abadi pesantren.
Bahkan saat ini, lanjut Wahyu, program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Cek Kesehatan Gratis juga menyasar pesantren sebagai bagian dari prioritas pembangunan nasional.
“Ini sejarah baru, untuk pertama kalinya para santri mendapatkan layanan gizi dan kesehatan secara massal agar tumbuh sehat, cerdas, dan kuat dalam mengabdi bagi negeri,” jelasnya.
Wahyu menyebut langkah tersebut sebagai bentuk nyata bahwa negara tidak menutup mata atas jasa pesantren.
“Negara berutang budi pada pesantren dan para santri yang selama ini menjadi benteng moral bangsa,” katanya.
Atas nama Kementerian Agama, Wahyu juga menyampaikan apresiasi kepada Presiden RI Prabowo Subianto atas berbagai kebijakan yang memberi ruang besar bagi penguatan pesantren dan pemberdayaan santri.
“Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan dan petunjuk kepada Bapak Presiden dalam memimpin bangsa Indonesia,” tuturnya.
Menutup amanatnya, Wahyu mengajak para santri agar terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“Santri masa kini tidak hanya dituntut menguasai kitab kuning, tapi juga teknologi, sains, dan bahasa dunia. Dunia digital harus menjadi ladang dakwah baru bagi santri,” pesannya.
Ia menegaskan pentingnya keseimbangan antara ilmu, akhlak, dan daya saing.
“Rawatlah tradisi pesantren, tapi juga peluklah inovasi zaman. Tunjukkan bahwa santri bisa menjadi solusi, bukan sekadar penonton,” tambahnya.
Wahyu menutup dengan seruan optimisme bagi generasi santri.
“Barang siapa menanam ilmu, ia menanam masa depan. Hormati guru, cintai kiai, dan cintai tanah air, karena dari tangan santrilah masa depan Indonesia akan tumbuh,” tutupnya.
“Atas nama pemerintah dan masyarakat Kota Malang, selamat Hari Santri. Semoga santri Kota Malang semakin berkontribusi bagi bangsa Indonesia,” pungkasnya.(*)
| Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
| Editor | : Imadudin Muhammad |