https://malang.times.co.id/
Berita

Kolaborasi Media Arus Utama dan New Media Jadi Kunci Ekosistem Informasi yang Sehat

Jumat, 24 Oktober 2025 - 10:32
AMSI Dorong Kolaborasi Media untuk Ciptakan Ekosistem Informasi yang Sehat CEO Arkadia Digital Media, Suwarjono saat menjadi narasumber diskusi panel Indonesia Digital Conference (IDC) 2025 yang digelar oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di The Hub, Epicentrum, Jakarta, Kamis (23/10/2025). (foto: AMSI)

TIMES MALANG, JAKARTA – Kolaborasi antara media arus utama (mainstream) dan media baru (new media) dinilai menjadi langkah penting untuk membangun ekosistem informasi publik yang sehat, kredibel, dan berkelanjutan di era digital.

Isu ini mengemuka dalam diskusi panel Indonesia Digital Conference (IDC) 2025 yang digelar oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di The Hub, Epicentrum, Jakarta, Kamis (23/10/2025) malam. Diskusi menghadirkan sejumlah pimpinan media nasional dan lokal yang membahas dinamika kolaborasi antar berbagai jenis media di tengah perubahan perilaku konsumsi informasi masyarakat.

Pemimpin Redaksi KBR, Citra Dyah Prastuti, menegaskan bahwa kolaborasi lintas platform menjadi kunci menjaga kualitas informasi publik di tengah derasnya arus konten digital.

“Yang penting bukan label medianya, melainkan bagaimana kita bersama-sama menjaga ekosistem informasi yang sehat,” ujarnya.

Menurut Citra, media baru dapat belajar dari standar verifikasi dan etika jurnalistik media arus utama, sementara media konvensional bisa memanfaatkan kreativitas serta kedekatan media baru dengan audiens di platform sosial.

“Kecepatan bukan berarti mengabaikan verifikasi. Media perlu menyeimbangkan kecepatan dengan tanggung jawab etis,” tambahnya.

CEO Kabar Group Indonesia, Upi Asmaradana, menilai kolaborasi antarmedia tidak hanya soal bisnis atau distribusi konten, melainkan juga bagian dari perjuangan menjaga kemerdekaan pers.

“Menjaga kemerdekaan pers berarti menjaga demokrasi. Media besar dan media komunitas harus saling mendukung untuk memastikan publik mendapat informasi yang benar,” katanya.

Upi menambahkan, media besar perlu membuka ruang bagi media lokal dan komunitas, yang kerap memiliki kedekatan lebih kuat dengan isu-isu masyarakat akar rumput.

Sementara itu, CEO Arkadia Digital Media, Suwarjono, menyoroti perubahan perilaku audiens yang kini lebih banyak mengakses berita melalui platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube dibanding situs berita konvensional.

“Tren ini menuntut media untuk beradaptasi. Kolaborasi antara media konvensional dan media sosial menjadi keniscayaan agar media tetap relevan,” ujarnya.

Menurut Suwarjono, sinergi dalam produksi konten dan penguatan kapasitas digital dapat membantu media bertahan sekaligus menjaga pengaruhnya di tengah ekosistem digital yang berubah cepat.

Ketiga narasumber sepakat bahwa masa depan industri media di Indonesia ditentukan oleh kemampuan berkolaborasi, bukan berkompetisi. Kolaborasi yang kuat diyakini dapat memperkuat literasi publik, menjaga etika jurnalistik, dan membangun ruang informasi yang kredibel serta demokratis.

Sebagai informasi, Indonesia Digital Conference (IDC) 2025 diselenggarakan AMSI pada 22–23 Oktober 2025 di The Hub Epicentrum, Jakarta Selatan. Tahun ini, IDC mengusung tema “Sovereign AI: Menuju Kemandirian Digital”, yang menyoroti pentingnya kedaulatan dan kemandirian industri media di tengah transformasi digital berbasis kecerdasan buatan (AI). (*)

Pewarta : Rochmat Shobirin
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.