https://malang.times.co.id/
Berita

Xpose Uncensored Trans7, Ferry Hamid: Jaga Etika Informasi, Santri Pejuang

Selasa, 14 Oktober 2025 - 18:02
Xpose Uncensored Trans7, Ferry Hamid: Jaga Etika Informasi, Santri Pejuang Kemerdekaan Ferry Hamid, tokoh pemuda asal Malang yang meraih penghargaan Most Valuable Person dalam Anugerah TIMES Indonesia (ATI) Award 2024.

TIMES MALANG, MALANG – Polemik tayangan Xpose Uncensored di Trans7 yang dinilai melecehkan martabat pesantren terus menuai respons dari berbagai kalangan. Kali ini datang dari Ferry Hamid, tokoh pemuda asal Malang yang meraih penghargaan Most Valuable Person dalam Anugerah TIMES Indonesia (ATI) Award 2024. Ia menilai kasus tersebut bukan sekadar soal pemberitaan, tetapi cerminan krisis etika dalam ekosistem informasi di ruang digital.

Menurut Ferry, media dan generasi muda hari ini memiliki tanggung jawab besar menjaga kebenaran dan kehormatan informasi di tengah derasnya arus konten yang kerap mengabaikan adab serta nilai kemanusiaan.

“Yang kita hadapi bukan hanya salah tayang, tapi hilangnya kepekaan moral dalam menyajikan informasi. Media mestinya jadi penerang, bukan sumber luka sosial,” tegas Ferry Hamid, Selasa (14/10/2025).

Ia menilai, kesalahan penyajian tayangan yang menggambarkan pesantren secara negatif menunjukkan lemahnya literasi etika dan sejarah di kalangan produsen konten. 

Kata Ferry Ferry Hamid, pesantren memiliki jasa besar dalam perjalanan bangsa bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai pusat pergerakan dan perjuangan kemerdekaan.

“Kita tidak boleh lupa, sebelum Indonesia merdeka, para kiai dan santri berjuang dengan darah dan doa. Mereka menulis sejarah, bukan di layar kaca, tapi di medan perjuangan. Maka ketika pesantren hari ini difitnah, itu sama saja mengaburkan akar kemerdekaan kita,” ujarnya.

Etika Digital Harus Menjadi Kesadaran Generasi Muda

Ferry menegaskan, generasi muda terutama para kreator konten dan jurnalis harus memegang teguh prinsip etika digital dalam setiap karya yang disebarkan di ruang publik.

Menurutnya, kebebasan berekspresi di dunia maya tidak boleh menjadi alasan untuk melukai kehormatan kelompok atau lembaga yang memiliki jasa besar bagi bangsa.

“Kebebasan digital tanpa etika akan menjadi bumerang. Kita tidak sedang hidup di masa perang senjata, tapi perang narasi. Dan dalam perang ini, siapa yang menjaga kebenaran, dialah pejuang sejati,” kata Ferry sapaan akrabnya.

Ferry mengajak generasi muda pesantren agar tidak tinggal diam menghadapi narasi negatif yang menyerang simbol-simbol keagamaan. 

Ia menegaskan bahwa perjuangan itu harus dilakukan dengan cara beradab, melalui edukasi, literasi digital, dan penguatan konten positif.

“Santri hari ini harus cerdas dan santun. Bela pesantren bukan dengan marah, tapi dengan menunjukkan bahwa santri bisa menulis, berkarya, dan membuktikan pesantren bukan tempat keterbelakangan, tapi pusat peradaban,” ujarnya.

Bagi Ferry, kritik terhadap media bukan berarti anti terhadap kebebasan pers. Ia menilai kebebasan tetap perlu dijaga, namun harus sejalan dengan nilai tanggung jawab dan empati sosial.

“Kita mendukung pers yang bebas, tapi bukan yang bebas dari adab. Dulu para kiai berjuang dengan pesan moral, kini kita harus berjuang dengan moral dalam pesan,” tandasnya.

Ia berharap polemik ini menjadi momentum refleksi nasional bagi semua pihak, terutama media dan generasi muda, agar kembali menempatkan etika, sejarah, dan tanggung jawab sosial sebagai pondasi utama dalam mengelola informasi.

“Pesantren tidak sedang minta dihormati, tapi mengingatkan kita semua bahwa bangsa ini berdiri di atas nilai-nilai spiritual dan moral. Kalau kita kehilangan adab, kita kehilangan arah,” pungkasnya. (*)

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.