https://malang.times.co.id/
Pendidikan

UB Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru, Rektor Dorong Lahirkan Inovasi

Selasa, 14 Oktober 2025 - 22:56
UB Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru, Rektor Dorong Lahirkan Inovasi Rektor UB dalam pengukuhan 3 Guru Besar baru pada Selasa (14/10/2025). (Istimewa)

TIMES MALANG, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan tiga guru besar baru pada Selasa (14/10/2025). 2 dari 3 orang tersebut berasal dari bidang ekonomi dan bisnis yang berperan penting dalam membangun ekosistem ekonomi inovatif dan berkelanjutan.

Ketiga guru besar tersebut adalah Prof. Risna Wijayanti, SE., M.M., Ph.D. sebagai Profesor dalam Bidang Ilmu Manajemen Keuangan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Prof. Dr. Dra. Nur Khusniyah Indrawati, M.Si. sebagai Profesor dalam Bidang Ilmu Keuangan Strategi dari FEB, serta Prof. Tri Wulida Afrianty, S.Sos., M.Si., MHRM., Ph.D. sebagai Profesor dalam Bidang Ilmu Perilaku Keorganisasian dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA).

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D. Med.Sc., menyampaikan apresiasi sekaligus pesan penting kepada para profesor baru agar tidak berhenti berkontribusi setelah mencapai gelar tertinggi akademik.

“Alhamdulillah, ini sekaligus memperkuat Universitas Brawijaya yang secara keseluruhan sudah berada di peringkat 600 besar dunia, sementara ekonomi dan bisnis kita sudah masuk 400 besar dunia,” ujar Prof. Widodo.

Dia menegaskan bahwa menjadi guru besar bukan hanya pencapaian pribadi, melainkan amanah besar untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, mahasiswa, masyarakat, dan bangsa.

“Menjadi guru besar bukan sekadar capaian pribadi, tetapi merupakan tanggung jawab untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, mahasiswa, masyarakat, dan bangsa Indonesia,” tegasnya.

Prof. Widodo kemudian menekankan empat peran strategis yang harus diemban oleh setiap guru besar, yaitu sebagai ekonom, pemimpin akademik (academic leader), mentor bagi generasi muda, serta jembatan antara kampus dan masyarakat.

“Guru besar harus tetap menjadi mentornya mahasiswa. Harus bisa ngemong, baik kepada mahasiswa maupun rekan sejawat,” ujarnya.

Menurutnya, kehadiran para profesor baru dari bidang ekonomi memiliki arti penting bagi UB dan Jawa Timur secara umum. Dia menyoroti fakta bahwa meski provinsi ini memiliki banyak perguruan tinggi dan profesor, angka kemiskinan di Jawa Timur masih tertinggi secara nasional, terutama di wilayah Malang Raya.

“Ini tantangan bagi profesor-profesor ekonomi baru kita. Kita harus bisa membantu pemerintah dan masyarakat mengangkat kesejahteraan ekonomi,” katanya.

Dalam pidatonya, Prof. Widodo juga menyinggung hasil peraih Nobel Ekonomi 2025, yang menurutnya relevan dengan pemikiran ketiga profesor baru UB. Ia menggarisbawahi konsep “creative destruction” yang menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi berkelanjutan lahir dari inovasi, riset, dan kompetisi sehat dalam sistem ekonomi itu sendiri.

“Para peraih Nobel menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi sejati tidak hanya diukur dari angka PDB, tetapi dari peningkatan kualitas hidup manusia. Pertumbuhan harus diimbangi dengan akses luas terhadap pendidikan, kesehatan, produktivitas berkelanjutan, dan lingkungan yang mendukung inovasi,” jelasnya.

Dia menambahkan, kebijakan publik juga memiliki peran penting untuk mendorong inovasi yang adil dan inklusif.

“Pertumbuhan ekonomi tidak cukup didorong oleh bantuan sosial, tetapi juga oleh pemerataan kesempatan kerja yang bermartabat,” imbuhnya. (*)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.