TIMES MALANG, MALANG – Kesukaan dan keterkenalan pasangan calon (Paslon) Wahyu Hidayat - Ali Muthohirin (WALI) di Pilkada Kota Malang ini terus mendapatkan tren positif. Bahkan, berdasarkan survei LSI Denny JA, tingkat kesukaan Paslon WALI tertinggi dibanding dua Paslon lainnya.
Berdasarkan hasil survei LSI Denny JA dengan 880 responden, tingkat kesukaan dan keterkenalan Wahyu Hidayat di mata masyarakat Kota Malang menyentuh angka yang sama, yakni kisaran 80 persen.
Warga Kota Malang, 80,7 persen mengenal Wahyu Hidayat dan 80,3 persen suka dengan Wahyu Hidayat. Sedangkan, 63,0 persen warga Kota Malang mengenal Ali Muthohirin dan 83,0 persen suka dengan Ali Muthohirin.
Kemudian, untuk Abah Anton, sebanyak 97 persen suka dengan Abah Anton. Akan tetapi, hanya 68,3 persen yang suka dengan Abah Anton.
Untuk Dimyati Ayatullah sendiri, hanya 58,9 persen warga Kota Malang yang kenal dan 69.7 persen suka.
Lalu, untuk Heri Cahyono sekitar 74,1 persen warga Kota Malang mengenalnya dsn hanya 69,0 persen suka dengannya. Pasangannya, yakni Ganis Rumpoko mendapat 66,1 persen warga Kota Malang mengenal dan 69,1 persen suka kepadanya.
"Proses pengambilan sampelnya, berdasarkan yang mengenal kita tanya mereka suka atau tidak. Contoh, 83 persen yang menyukai Ali Muthohirin, itu diambil dari 63 persen yang mengenalnya," ujar Peneliti LSI Denny JA, Fadly Fakhri Fauzan, Rabu (20/11/2024).
Menanggapi hasil tersebut, Pengamat sekaligus dosen FISIP Universitas Brawijaya (UB) Malang, Ja'far Muhammad mengungkapkan, secara teori, tingkat kesukaan dan keterkenalan Paslon WALI di Kota Malang yang semakin melambung tinggi, karena sosialisasi program mereka yang cukup gencar dengan memanfaatkan berbagai platform digital maupun melalui banner dan kampanye langsung.
Menurutnya, cara Paslon WALI bersosialisasi ini sudah sangat tepat dan efektif untuk menggaet suara dari warga Kota Malang.
"Faktor pentingnya, di masa kampanye. Kita lihat saja program yang disosialisasikan lewat banner, lewat video media sosial (medsos), itu sangat efektif dan bisa merubah pilihan yang tadi gak tahu jadi tahu, yang tahu jadi suka, yang suka jadi milih," ungkapnya.
Dengan hasil ini, ia mengingatkan agar Paslon WALI tetap konsisten menjaga elektabilitasnya. Bahkan, ia juga mengingatkan agar tak ada blunder terjadi agar suara ini bisa tetap meningkat sampai pencoblosan 27 November 2024 mendatang.
"Jadi tergantung apa yang dilakukan, jangan ada blunder, itu yang perlu diingat. Selama konsisten, trendnya akan terus naik pasti," ucapnya. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Imadudin Muhammad |