https://malang.times.co.id/
Berita

Anak-Anak Itu Warisi Jiwa Patriotisme Ayah yang Sudah Tiada

Minggu, 30 April 2023 - 13:11
Anak-Anak Itu Warisi Jiwa Patriotisme Ayah yang Sudah Tiada (Foto A) Keluarga Mayor Anumerta Jhan Hotlan Farlin Saragih.(Foto B) Dua Putra Mayor Anumerta Jhan Hotlan Farlin Saragih. (Foto: Dok. Hotriani Kristina Purba)

TIMES MALANG, MALANG – Anak-anak itu seakan tak mau belajar dari "kegagalan" ayah. Bagaimana tidak, ayahnya gugur ketika bertugas di dalam pesawat Hercules tahun 2016 silam. Tapi sang anak malah ingin jadi seorang prajurit penerbang seperti ayahnya.

Anak anak itu adalah Alexandre Immanuel Saragih (11) dan Aldrich Bert Gavriel Saragih (8). Mereka adalah putra Mayor Anumerta Jhan Hotlan Farlin Saragih, salah satu dari 13 prajurit yang gugur ketika bertugas di dalam pesawat Hercules C-130HS milik TNI Angkatan Udara (AU), di Kampung Maima, Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Minggu (18/12/2016) lalu.

Air cucuran atap jatuhnya ke pelimpahan juga. Perumpamaan itu diucapkan Hotriani Kristina Purba, istri mendiang Hotlan, untuk memberikan gambaran tentang kedua anaknya tersebut. Menurut Polwan berpangkat Aipda itu, di dalam tubuh kedua anaknya mengalir darah dan jiwa patriotisme yang dimiliki oleh mendiang Hotlan. Mereka ingin jadi seperti ayahnya, yang bisa banyak melakukan hal besar saat bertugas.

"Kata anak kami yang paling besar, Immanuel: kata papi menjadi penerbang Hercules itu luar biasa karena banyak membantu misi kemanusiaan, bisa mengantar pasukan kemana-mana, dan membantu banyak orang yang terkena bencana. Baik dalam negeri maupun luar negeri," kata dia.

Anggota Polsek Pakis Polres Malang ini menerangkan, bisa jadi motivasi yang dimiliki anaknya ini adalah buah dari kerja secara profesional yang dilakukan oleh Hotlan semasa hidupnya. Menurutnya, mendiang suaminya adalah sosok yang tegas dan disiplin. Hotlan dikenal Kristin sebagai orang yang tak mau mencampur adukkan urusan dinas dengan hal-hal lain.

"Dan selalu on time baik di rumah maupun dinas," katanya.

Hotlan merupakan anggota TNI AU lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 2007. Dia lulus jadi penerbang TNI AU, dan kemudian melanjutkan ke sekolah penerbangan dan lulus di angkatan 78 atau pada tahun 2009. Setelah itu Hotlan ditempatkan di Lanud Abdul Rachman Saleh.

"Pada tahun 2010 ditempatkan di Skadron Udara 32 Lanud Abd Saleh menjadi Co Pilot Pesawat Hercules," imbuhnya.

Menurutnya, karena tugas, Hotlan memang jarang di rumah, dan punya waktu yang sangat terbatas bersama anak-anaknya. Tapi setiap ada waktu senggang, Hotlan selalu berupaya memberikan waktu untuk keluarga. Salah satu caranya yakni dengan mengajak kedua putranya itu bermain ke pesawat, dan mengenalkan pesawat kepada mereka.

"Sehingga anak-anak itu senang sekali dengan pesawat sampai sekarang. Momen yang sangat mereka suka adalah saat bermain dengan papinya di hanggar, menyentuh pesawat, naik pesawat, mereka suka sekali," ucap Kristin.

Polwan yang jadi Babinkamtibmas Desa Ampeldento, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang ini mengatakan, peristiwa yang menimpa suaminya merupakan duka yang mendalam bagi keluarganya. Terlebih, saat itu anak-anaknya masih berusia dini. Anak pertamanya masih 5 tahun, dan anak keduanya masih 2 tahun.

Namun begitu, hal ini tak jadi alasan buatnya untuk tidak mendukung anaknya bila ingin menjadi seorang prajurit penerbang seperti ayahnya. Meskipun dengan risiko yang sangat tinggi.

Ada kisah dibalik prinsipnya yang tidak takut untuk mengemban tugas yang taruhannya nyawa sekalipun. Hal ini dimulai ketika dia memutuskan untuk menikah dengan mendiang Hotlan pada tahun 2011 silam.

Kristin menceritakan, sebelum mantab menikah dengan Hotlan, ada seorang senior yang memeringatinya. "Dulu sebelum saya menikah, ada senior polwan saya berkata kepada saya. Banyak pesawat jatuh, apa kamu pengen cepat jadi janda? Kebetulan dulu tahun 2010 atau 2011 ada pesawat jatuh," tutur Kristin.

Awalnya, hal itu memang menjadi pertimbangan berat buat dia. Hingga akhirnya dia mendapatkan jawaban yang dapat memantabkanya dari sang ayah. "Hidup mati di tangan Tuhan, setiap pekerjaan punya risiko, bahkan orang tidak bekerja pun dalam keadaan duduk bisa meninggal kapan saja," ucap Kristin mengutip perkataan bijak ayahnya.

"Hal ini saya pegang selalu. Sekalipun sekarang hal itu benar terjadi pada saya," lanjutnya.

Kristin sepenuhnya percaya bahwa kehidupan ini atas kendali Tuhan. Dan apapun yang terjadi adalah yang terbaik. Termasuk hidup dan mati, yang jadi hak prerogatif Tuhan. "Kalau tuhan masih berkehendak alm suami saya hidup, pasti waktu itu beliau selamat, karena saya percaya Tuhan sanggup lakukan segala hal," kata dia.

Namun kala itu memang Tuhan telah menakdirkan bahwa jalan pengabdian Hotlan telah mencapai garis finish di Papua. Dan dia yakin, hal itu adalah yang terbaik buat semuanya. 

"Karena itu, apabila anak-anak kami bercita-cita menjadi penerbang atau Pilot TNI AU, saya akan mendukung penuh untuk itu," tegasnya.

Kristin pun mengaku, hingga kini hubunganya dengan TNI AU masih sangat baik. Bahkan setelah suaminya meninggal, hingga sekarang mereka tetap boleh menempati rumah dinas yang ada di Komplek Lanud Abd Saleh oleh TNI AU. Pihaknya pun mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepala Komandan Lanud Abd Saleh untuk hal itu. Dia mengaku nyaman tinggal di komplek Lanud Abd Saleh karena merasa nyaman. 

"Apabila saya kerja dinas malam-malam, di Lanud Aman, puji Tuhan kami juga selalu mendapat perhatian dari Komandan Lanud Abd Saleh, dari Komandan Skadron Udara 32, beserta anggota, dan leting-leting suami," kata dia.

Hal ini menurutnya adalah sebuah anugerah besar yang dia terima. Karena meskipun dia jauh dari keluarganya yang ada di Medan, tapi Tuhan seakan menyiapkan keluarga barunya di Malang. Khususnya dari kalangan TNI AU, yang selalu siap membantunya, bahkan untuk urusan kecil sekalipun.

"Saya sangat terharu dan bangga berada di tengah-tengah lingkungan Lanud Abd Saleh. Mereka keluarga besar saya yang Tuhan sudah persiapkan untuk kami disini," pungkas ibu dua anak ini. (*)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.