TIMES MALANG, MALANG – Parkir liar di Kota Malang menjadi salah hal krusial yang harus segera ditangani. Untuk itu, tema ini menjadi sangat menarik jika dilontarkan kepada setiap calon wali kota dan wakil wali Kota Malang yang berkontestasi dalam Pilkada Kota Malang ini.
Tiga pasangan calon Wali Kota Malang mempunyai solusi masing-masing untuk mengatasi masalah parkir liar. Hal itu mereka sampaikan dalam debat bertema *Economic Policy Forum* di Universitas Brawijaya, Kamis (31/10/2024). Para kandidat ditantang untuk memberi gagasan menangani parkir liar yang kian marak di Kota Malang dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor parkir.
Calon Wali Kota Malang nomor urut 3, Moch Anton, mengungkapkan bahwa saat menjabat sebagai Wali Kota Malang periode 2013-2018, ia telah menyusun master plan untuk menata parkir di kota ini. Namun, rencana tersebut belum terlaksana sepenuhnya. Jika terpilih kembali, ia berkomitmen untuk menerapkan master plan tersebut.
"Salah satu langkah dalam master plan adalah menyediakan ruang publik untuk kawasan khusus parkir, sehingga tidak ada lagi parkir di sembarang tempat atau parkir liar," ujar Anton. Menurutnya, penataan ini akan mengurangi parkir liar dan menciptakan area parkir yang lebih teratur, sehingga PAD dari sektor parkir dapat meningkat.
Calon Wali Kota Malang nomor urut 2, Heri Cahyono, menyoroti kerugian Kota Malang akibat parkir liar. Ia mengklaim bahwa potensi PAD yang hilang dari sektor parkir akibat parkir liar setiap tahunnya mencapai Rp 100 miliar.
Untuk itu Heri menawarkan solusi yang berfokus pada digitalisasi dan standarisasi layanan parkir di Kota Malang.
“Masih banyak pelayanan parkir di Kota Malang yang kurang baik, karena tidak ada manajemen parkir yang terstruktur,” kata Heri.
Dia berencana untuk membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) khusus yang akan mengelola sektor parkir secara profesional. Dengan adanya BUMD tersebut, ia yakin bahwa pengelolaan parkir akan lebih efisien, teratur, dan memberikan kontribusi maksimal terhadap PAD.
Calon Wali Kota Malang nomor urut 1, Wahyu Hidayat, mengakui bahwa kontribusi sektor parkir terhadap PAD saat ini memang masih kurang signifikan. Oleh karena itu, ia menawarkan ide kawasan khusus parkir yang terintegrasi dengan kegiatan perekonomian masyarakat.
Wahyu mengusulkan konsep kawasan khusus parkir dengan model mirip gelaran car free day, di mana parkir akan dipusatkan di titik-titik tertentu. Di lokasi tersebut, ia berencana menyediakan area bagi UMKM untuk menjajakan dagangan mereka, menciptakan peluang ekonomi baru bagi warga setempat. “Dengan konsep ini, kita harapkan akan ada dampak signifikan pada perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Dalam debat ini, ketiga pasangan calon Wali Kota Malang menunjukkan beragam pendekatan untuk mengatasi masalah parkir liar di Kota Malang. Moch Anton berfokus pada penerapan master plan parkir, Heri Cahyono mengedepankan pembentukan BUMD untuk manajemen parkir, sementara Wahyu Hidayat mengusulkan konsep kawasan khusus parkir yang terintegrasi dengan kegiatan ekonomi.
Masing-masing solusi yang diusulkan diharapkan dapat mengatasi masalah parkir liar sekaligus meningkatkan PAD Kota Malang. Dengan berbagai strategi ini, ketiga kandidat berjanji akan menciptakan tata kelola parkir yang lebih baik dan berdampak positif bagi perekonomian Kota Malang. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |