TIMES MALANG, MALANG – Insiden kericuhan yang terjadi pada laga final futsal antara Kota Malang dan Kota Surabaya dalam ajang Porprov Jatim IX 2025 menjadi perhatian serius Pemkot Malang. Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi, menyatakan bahwa evaluasi akan segera dilakukan untuk mencegah kejadian serupa.

“Kericuhan memang jadi bagian dari semangat, tapi tentu harus ada evaluasi agar pelaksanaan ke depan lebih tertib,” ujar Baihaqi, Sabtu (28/6/2025).

Ia menyebut bahwa Porprov masih akan berlangsung hingga 5 Juli mendatang, dengan sejumlah cabang olahraga (cabor) masih dalam tahap pertandingan. Untuk itu, langkah antisipasi terus dilakukan, khususnya terhadap cabor yang berisiko tinggi memicu gesekan antarsuporter atau penonton.

“Beberapa cabor yang rawan seperti sepak bola, sepak bola putri, dan futsal sudah selesai. Untuk voli indoor, kita sudah antisipasi di GOR Ken Arok. Sementara cabor lainnya relatif tidak berisiko tinggi,” ungkapnya.

Terkait pencapaian Kota Malang dalam ajang ini, Baihaqi menegaskan bahwa meskipun target utama adalah juara umum, pihaknya tetap optimistis bisa berada di posisi teratas atau setidaknya sebagai runner-up terbaik.

“Target prestasi sejauh ini masih sesuai. Kita memang punya mimpi menjadi juara umum. Tapi kalau pun tidak, minimal runner-up terbaik,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa pencapaian atlet Kota Malang merupakan hasil dari pembinaan yang dilakukan secara berkelanjutan. Dengan dukungan 1.375 atlet dan pelatih, Baihaqi meyakini hasil yang diraih adalah refleksi dari kerja keras seluruh tim.

“Pembinaan dan target yang sudah dicanangkan sejauh ini sudah sangat baik. Kami optimistis sampai akhir Porprov nanti akan ada peningkatan prestasi dari kontingen Kota Malang,” tandasnya.(*)