TIMES MALANG, MALANG – Sempat terganggu oleh isu demo anarkistis beberapa hari lalu, pariwisata di Kota Malang menunjukkan pemulihan. Pada momentum libur panjang akhir pekan ini, kunjungan wisatawan kembali meningkat, disertai dengan kenaikan okupansi hotel.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi, menyampaikan bahwa indikator pulihnya pariwisata dapat dilihat dari laporan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) serta kondisi lalu lintas di kota.

“Laporan dari PHRI menunjukkan tingkat hunian hotel sudah normal kembali, berada di kisaran 80–90 persen. Artinya, kunjungan wisatawan di Kota Malang sudah pulih,” ujar Baihaqi, Sabtu (6/9/2025).

Selain okupansi hotel, kepadatan arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan utama Kota Malang juga menjadi sinyal meningkatnya kunjungan. 

“Kepadatan saat long weekend ini menjadi ukuran lain. Jalan-jalan sudah ramai kembali, menandakan wisatawan datang lagi,” ungkapnya.

Sebelumnya, kericuhan saat aksi demonstrasi sempat membuat sejumlah toko di kawasan heritage Kayutangan tutup sementara demi keamanan. Kondisi tersebut berdampak pada turunnya tingkat kunjungan wisatawan dan okupansi hotel, bahkan sempat merosot hingga 50 persen.

Namun, situasi kini berangsur normal. Destinasi andalan seperti Kampung Kayutangan Heritage kembali ramai didatangi wisatawan. 

“Sebelum kejadian, rata-rata kunjungan mencapai 1.000–1.500 orang per hari. Setelah sempat turun, kini jumlah itu sudah pulih kembali,” jelasnya.

Ia menegaskan, kebangkitan sektor wisata tidak lepas dari sinergi antara pemerintah daerah, aparat keamanan, masyarakat, dan komunitas lokal yang bersama-sama menjaga kondusivitas kota.

“Upaya bersama ini membuktikan bahwa Kota Malang tetap aman, kondusif, dan nyaman untuk dikunjungi wisatawan,” ujarnya. (*)