TIMES MALANG, MALANG – Jalan Kertanegara Barat, Singosari, berubah menjadi panggung budaya yang semarak dengan digelarnya acara "Singhasari Heritage & Culture". Acara Singosari Tempo Dulu yangl berlangsung dari tanggal 5 hingga 8 September 2024 ini berhasil menyuguhkan perpaduan menarik antara tradisi dan modernitas, sekaligus menjadi ajang untuk melestarikan warisan budaya dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Singhasari Heritage & Culture diawali dengan Kirab Budaya. Rombongan kirab yang terdiri dari Lurah Candirenggo, Paskibraka SMPN 1 Singosari, penari Remo dan Jatilan, serta perwakilan masyarakat Candirenggo, melintas penuh semangat dari Jalan Anusopati menuju lokasi acara utama.

Tari Remo, dengan gerakannya yang dinamis dan energik, berhasil memukau para penonton. Sementara itu, tarian Jatilan, yang berasal dari Banyuwangi dan dikenal dengan gerakan kuda-kudanya yang lincah, juga turut memukau.

Acara pembukaan ditandai dengan pemecahan kendi oleh Lurah Candirenggo, Melani Astuti. Gestur simbolik ini secara resmi membuka rangkaian acara "Singhasari Heritage & Culture" dan diharapkan membawa keberkahan bagi seluruh peserta dan pengunjung.

Selain Kirab Budaya dan pertunjukan tari, acara ini juga menyajikan beragam aktivitas menarik lainnya. Atraksi Paskibraka SMPN 1 Singosari dengan gerakannya yang tegas dan kompak berhasil mencuri perhatian. Stand bazar yang menyajikan kuliner tradisional dan produk UMKM lokal juga menjadi daya tarik tersendiri.

Konsep "jaman dahulu" yang diusung pada sebagian besar stand berhasil membawa pengunjung bernostalgia.

Tidak hanya itu, dalam 3 hari kedepan panitia juga menyiapkan beragam lomba menarik, seperti Festival Canting Batik, Lomba Fashion Show Anak & Dewasa Tempo Dulu, Lomba Mewarnai, dan dolanan tradisional. Semua kegiatan ini bertujuan untuk melibatkan masyarakat, terutama generasi muda, dalam melestarikan budaya.

Pusat Pertumbuhan Ekonomi dan Budaya

Camat Singosari, Wellem dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Singosari sebagai kawasan ekonomi khusus di bidang pariwisata.

"Kita sudah menjadi kawasan ekonomi khusus di bidang pariwisata, seluruh warga masyarakat Singosari harus bisa menjadi subjek, tidak menjadi objeknya saja, semua harus merasakan hasil-hasil pembangunan, kata Pak Jokowi 'NO ONE LEFT BEHIND'," ujar Wellem.

Senada dengan hal tersebut, Ketua Pelaksana, Dedi Cahyono, mengungkapkan bahwa acara ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk memperkenalkan budaya Singosari kepada masyarakat luas, sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. 

Acara "Singhasari Heritage & Culture" mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Antusiasme warga terlihat dari banyaknya pengunjung yang hadir dan ikut serta dalam berbagai kegiatan. Pihak kecamatan Singosari pun menyambut baik antusiasme masyarakat ini dan berharap acara serupa dapat terus digelar.

"Kami berharap agar acara ini bisa seterusnya dilaksanakan karena kegiatan ini sangat mendukung dalam rangka pencapaian Malang Makmur, dan tentunya percepatan pencapaian pembangunan KEK Singosari," ujar perwakilan dari kecamatan Singosari.
Dengan perpaduan yang menarik antara tradisi dan

modernitas, "Singhasari Heritage & Culture" tidak hanya menjadi ajang untuk melestarikan budaya, tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat tali silaturahmi dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. (*)