TIMES MALANG, BLITAR – Peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian merupakan bagian dari faktor utama dalam mewujudkan pembangunan sektor pertanian dan ketahanan pangan nasional. Kementerian Pertanian (Kementan) sangat mendukung hal tersebut. Untuk itu, Kementan melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) yang berkolaborasi dengan Komisi IV DPR RI menggelar Kegiatan Bimbingan Teknik (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh, Kamis (21/4/2022) di Kampung Coklat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Senat Polbangtan Malang Dr. Suhirmanto, anggota Komisi IV DPR RI Anggia Ermarini, MKM, dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Blitar Ir. Wawan Widianto. Hadir pula 100 orang peserta yang terdiri atas KWT Pertanian, penyuluh pertanian, petani dan wirausaha pertanian. Bimtek kali ini mengangkat tema “Organisme Pengganggu Tanaman Padi dan Jagung”.
Suhirmanto yang mewakili Direktur Polbangtan Malang menyampaikan, Komisi IV DPR RI bermitra dengan petani yang bertujuan untuk mengarahkan kebijakan di bidang pertanian. Menurut dia, petani merupakan tulang punggung dalam mendukung ketersedian pangan nasional.
Dia menuturkan jumlah petani di Indonesia semakin menurun. Hanya ada 33 juta petani di Indonesia. Namun dalam penyediaan pangan, produsen pangan tidak boleh mengalami penurunan. Lebih lanjut ia mengatakan, nilai impor pangan terus meningkat. Pada tahun 2021 nilai impor pangan mencapai Rp88 triliun.
"Adanya bimtek ini adalah wadah kecil yang dapat menjadi pendorong meningkatnya jumlah SDM di bidang pertanian ke depan," ujarnya melalui keterangan yang diterima TIMES Indonesia, Sabtu (23/4/2022).
Fokus pertanian di Kabupaten Blitar
Anggota Komisi IV DPR RI Anggia Ermarini berbicara pada Bimtek Peningkatan Kapasitas SDM Pertanian di Kampung Coklat, Kabupaten Blitar, Kamis (21/4/2022). (Foto: Polbangtan Malang)
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Blitar Ir. Wawan Widianto berharap melalui bimtek ini adanya inovasi untuk pengembangan pertanian. Saat ini, Kabupaten Blitar sedang fokus untuk pengembangan pertanian organik, untuk solusi kelngkaan pupuk.
Dia menuturkan, harga saprodi pertanian khususnya pupuk non subsidi di Kabupaten Blitar, biayanya sangat mahal. Sementara, dalam hal penyediaan pupuk organik, lanjutnya, petani di Kabupaten Blitar telah menemukan pupuk organik yang dinamai “Biosaka”.
Ia mengklaim pupuk Biosaka mampu menghasilkan produk pertanian berupa padi dan kedelai cukup tinggi. "Peningkatan sekitar 30 persen bila dibandingkan dengan menggunakan pupuk kimia," ujarnya sembari menegaskan bahwa hal tersebut merupakan langkah awal menuju kemenangan produk pertanian di Kabupaten Blitar.
Selain produk pupuk, di Kabupaten Blitar bagian selatan sudah melakukan budidaya melon dalam green house. Jumlah green house melon di Kabupaten Blitar bagian selatan, kata Wawan, ada sekitar 400 unit.
Petani harus mewarisi semangat Kartini
Kegiatan Bimtek Peningkatan Kapasitas SDM Pertanian di Kampung Coklat, Kabupaten Blitar, Kamis (21/4/2022). (Foto: Polbangtan Malang)
Anggota Komisi IV DPR RI Anggia Ermarini mengatakan petani juga harus mewarisi semangat Kartini dalam bidang pertanian. Menurutnya, Kabupaten Blitar memiliki potensi pertanian luar biasa.
"Sektor pertanian harus diakui karena selalu memiliki tren meningkat meskipun di masa pandemi seperti ini," ujarnya sembari meminta petani tidak lelah mencari teknologi untuk meningkatkan hasil pertanian.
Sementara, untuk mengantisipasi kurangnya minat generasi muda terhadap pertanian, pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah melaksanakan beberapa kegiatan seperti Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian, Penunjukan Duta Petani Milenial serta Bimtek baik bagi penyuluh ataupun bagi petani.
"Maka dengan dilaksanakan kegiatan bimtek ini diharapkan penyuluh dan petani mendapatkan suatu ilmu akan pertanian," ujar Anggia.
Pengolahan hama dan penyakit tanaman
Dalam materinya, Dr. Eny Wahyuning menyampaikan tentang pengolahan hama dan penyakit tanaman pangan. Hama penyakit padi adalah tikus, werang, penggerek batang, walang sangit, potong leher, kresek. Dan yang paling susah dikendalikan adalah hama tikus. "Tikus bisa belajar dari kondisi," ujar Eny dalam paparannya.
Sementara hama penyakit jagung yang paling banyak menyerang adalah hama ulat tanah, ulat grayak, ulat penggerek batang, dan ulat penggerek tongkol.
Eny menjelaskan petani dituntut untuk menghasilkan produk dan harga yang bagus. Selain itu juga produk aman dan ramah lingkungan. Dalam rangka meningkatkan efisiensi pertanian, petani harus mampu memanfaatkan potensi-potensi yang ada di sekitarnya. Ada strategi preventif dalam menanggulangi hama pertanian yaitu budidaya tanaman sehat, pengamatan rutin, habitat musuh alami dan lolos dari hama.
Pemateri lainnya, Sarjuli, S.Pt dari Dinas Pertanian Kabupaten Blitar menyampaikan perihal pengendalian OPT tanaman pangan melalui menajemen tanaman sehat. Dia menjelaskan bahwa tahapan budidaya dan harus komperehensif dan terencana.
"Cara memberikan perlindungan tanaman dengan beberapa tahapan seperti menetapkan sasaran produksi, analisis tanah, penentuan varietas dan persemaiaan," ujarnya. (*)
Pewarta | : |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |