TIMES MALANG, MALANG – Program makan siang bergizi, merupakan salah satu program unggulan dari Presiden dan Wakil Presiden RI, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Program ini, tengah dibahas serius oleh Pemkot Malang dan DPRD Kota Malang sebagai pemangku pelaksana daerah.
Pemkot Malang bersama DPRD Kota Malang masih enggan terburu-buru merealisasikan program tersebut.
Selain menunggu petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan dari pusat, penghitungan anggaran dan sasaran pun juga masih dilakukan.
Anggota Komisi D DPRD Kota Malang, Suyadi mengatakan, pihaknya sudah melakukan hearing bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang untuk mematangkan konsep, sasaran dan penghitungan anggaran yang dibutuhkan.
“Saat hearing terakhir dengan Dinas Pendidikan Kota Malang, anggaran yang dibutuhkan (untuk program makan siang bergizi) sekitar Rp2,5 miliar per hari,” ujar Suyadi, Senin (30/12/2024).
Ia mengungkapkan, kalkulasi penghitungan anggaran sebesar Rp2,5 miliar per hari ini, disesuaikan dengan budget makanan per porsi sebesar Rp10 ribu.
“Kalau dulu kan sempat muncul katanya per porsi Rp17 ribu, sekarang turun menjadi Rp10 ribu. Nah kalau segitu (Rp10 ribu) kalkulasinya ya Rp2,5 miliar per hari,” ungkapnya.
Jika dihitung secara keseluruhan, dimana per hari membutuhkan anggaran Rp2,5 miliar, maka per bulan program makan siang bergizi khusus di Kota Malang membutuhkan anggaran sekitar Rp50 miliar. Kemudian, jika dihitung per tahun, maka anggaran yang harus dikeluarkan sebesar Rp600 miliar untuk program makan siang bergizi.
Dengan anggaran sebegitu besarnya, maka tidak mungkin bisa diakomodir oleh APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah). Untuk itu, tentunya program ini akan ditangani oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah tinggal menunggu juknisnya.
“Ini kan program pemerintah pusat ya, tentu hingga jenang SMA saja. Kalau melihat dari APBD Kota Malang tentu hanya sampai SMP. Tapi, nanti masih akan dibahas lagi,” katanya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana menyebutkan, untuk data yang telah dikumpulkan mulai PAUD sampai SMP, setidaknya berjumlah 137 ribu pelajar se Kota Malang.
“137 ribu dari PAUD sampai SMP. Ini sudah data fix dari kami. Sebelum ada juknis, kami belum bisa melangkah. Tapi, data sudah kami siapkan,” ucapnya.(*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Imadudin Muhammad |