TIMES MALANG, MALANG – Upaya memperkenalkan pembelajaran bahasa Inggris yang lebih menyenangkan dilakukan Politeknik Negeri Malang (Polinema) melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di Desa Wringinsongo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Program yang digelar September 2025 ini melibatkan warga desa, mulai pelajar SMP, SMA/SMK, hingga guru PAUD dan TK.

Dalam kegiatan itu, mahasiswa dan dosen dari Program Studi D4 Bahasa Inggris Komunikasi Bisnis dan Profesional (BIKBP) memperkenalkan “English Animated Story”, aplikasi pembelajaran yang mereka kembangkan selama lima bulan terakhir. Aplikasi ini memadukan cerita animasi, visual, dan audio untuk membantu warga belajar bahasa Inggris dengan cara yang lebih mudah dan menarik.

Siti Rohani, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Kaprodi Program Studi D4 Bahasa Inggris Komunikasi Bisnis dan Profesional saat membuka kegiatan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di Desa Wringinsongo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.

Cerita-cerita rakyat dan materi edukatif disajikan dalam bentuk animasi lengkap dengan subtitle bahasa Inggris–Indonesia serta narasi suara. Konten tersebut dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk merancang karakter, yang kemudian dianimasikan secara manual oleh tim Polinema.

PKM dipimpin oleh Siti Rohani, dengan dukungan sejumlah dosen lintas bidang seperti Achmad Suyono, Farid Angga Pribadi, Muhammad Akhlis Rizza, Lia Agustina, dan Sugeng Hariyanto. Selain memperkenalkan aplikasi, mereka juga mengajak peserta mengikuti pelatihan storytelling, mulai dari memahami konsep dasar hingga praktik bercerita.

Para peserta “English Animated Story”, aplikasi pembelajaran yang dikembangkan Polinema Malang saat kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Wringinsongo.

Suasana pelatihan berlangsung interaktif. Para peserta tidak hanya belajar teknik menyampaikan cerita, tetapi juga berdiskusi mengenai pentingnya keterampilan berbahasa Inggris bagi generasi muda di tengah perkembangan teknologi dan tuntutan global.

Siti Rohani berharap aplikasi tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana belajar mandiri, sekaligus mendorong lingkungan sekitar untuk memperkuat literasi bahasa Inggris. “Harapannya, aplikasi ini bisa membantu masyarakat belajar secara mandiri dan membagikan pengetahuan itu kepada warga lainnya,” ujarnya. (*)

Pewarta: Beril Bestarino