TIMES MALANG, MALANG – Kanjuruhan Culture Carnival (KCC) Kabupaten Malang akhir pekan lalu menyisakan antusiasme dan kekaguman dari kontingen kecamatan yang menjadi peserta. Berbagai fragmen cerita sejarah dan asal-usul daerah di Kabupaten Malang dihidupkan kembali dalam pertunjukan seni yang memukau.
Melalui atraksi sendratari, drama kolosal, dan koreografi kontemporer, cerita-cerita tentang asal mula daerah dan kekayaan budaya yang dimiliki ditampilkan dengan penuh penghayatan. Penampilan para peserta tidak hanya sekadar mengulang cerita masa lalu, tetapi juga menggugah inspirasi dan mengilhami penonton untuk memahami dan menghargai warisan budaya tersebut.
Salah satu penampilan menarik adalah legenda asal mula Kepanjen, yang ditampilkan dalam bentuk drama oleh mahasiswa Universitas Kepanjen (sebelumnya STIKES Kepanjen). Fragmen ini mengisahkan tentang Raden Panji Pulang Jiwo, tokoh asal Madura, dan Putri Proboretno. Keduanya terlibat dalam sebuah pertarungan antara ketamakan dan kehormatan, yang berakhir dengan kematian keduanya. Hingga kini, makam kedua tokoh tersebut masih terawat di belakang Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Malang.
Bupati Malang, HM Sanusi, saat membuka Kanjuruhan Culture Carnival Kabupaten Malang. (Foto Aditya/TIMES Indonesia)
Tak kalah menarik, legenda di balik Telaga Andeman Boonpring di Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, juga dipentaskan dalam bentuk drama dan pawai budaya. Konon, telaga ini menjadi saksi pertempuran para ksatria masa lalu dan dipercaya sebagai tempat yang dijaga oleh kura-kura putih dan ular, yang menjadi penunggu Andeman.
Fragmen cerita ini dipadukan dengan tarian dan pawai budaya bertema "Turyyan Tapada," yang berwujud prasasti era Mpu Sendok, yang diyakini sebagai cikal bakal wilayah Kecamatan Turen. Hingga kini, Andeman Boonpring telah menjadi destinasi wisata desa yang terkenal, bahkan mendapat penghargaan nasional Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kemenparekraf dan diakui sebagai salah satu desa wisata ASEAN.
Bupati Malang, HM Sanusi, mengungkapkan bahwa setiap wilayah di Kabupaten Malang memiliki khazanah kekayaan sejarah dan budaya lokal yang unik dan berharga. "Setiap daerah punya khazanah kekayaan lokal masing-masing, yang berkembang dan dijaga masyarakat sampai saat ini. Punya cerita masa lalu, asal mula, tradisi budaya masing-masing, dan kejayaannya di masa lalu," ungkap Abah Sanusi.
Berbagai cerita asal mula dan kejayaan masa lalu inilah yang dihidupkan kembali melalui fragmen dan atraksi di ajang Kanjuruhan Culture Carnival Kabupaten Malang. Bupati Malang berharap, melalui acara ini, masyarakat terinspirasi untuk membesarkan daerahnya dengan menjaga dan melestarikan kekhasan budaya masing-masing. (*)
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Imadudin Muhammad |