TIMES MALANG, MALANG – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kabupaten Malang.

Pasalnya, kerja sama ini menjadi langkah untuk memperkuat sinergi akademik dan pengembangan kelembagaan pesantren melalui program Pesantren Ramah Anak, Pesantren Anti-Bullying, serta kolaborasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.

PKS tersebut diteken dalam rangkaian acara "Media Insight Season" di Hall KH. M. Said Unira Malang pada Kamis (20/11/2025). Kolaborasi ini berlangsung dalam jangka panjang dan dirancang menjadi pusat model kemitraan antara kampus dan pesantren di Kabupaten Malang.

Husnul Hakim SY., MH, Dekan FISIP Unira Malang, menyampaikan bahwa pesantren dan kampus memiliki misi kultural yang saling melengkapi dalam mengembangkan pendidikan yang humanis dan inklusif.

“Pesantren adalah pusat peradaban yang harus terus diperkuat kapasitasnya. Melalui PKS ini, FISIP Unira ingin menghadirkan pendekatan akademik untuk mendukung manajemen, tata kelola, serta perlindungan santri,” ujarnya.

Husnul menegaskan bahwa program Pesantren Ramah Anak dan Anti-Bullying menjadi pintu masuk untuk membangun lingkungan pendidikan yang aman, etis, dan bebas kekerasan.

Ia juga menambahkan bahwa kerja sama ini membuka ruang luas bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian, pendampingan sosial, dan pengabdian masyarakat secara langsung di pesantren.

“Kolaborasi ini tidak hanya mencetak mahasiswa yang peka terhadap persoalan sosial, tetapi juga membantu pesantren memperkuat kebijakan internal berbasis perlindungan santri. Ini adalah kerja bersama yang berdampak jangka panjang,” tegasnya.

Dr. Agus Ikhwan M., M.Si, Ketua RMI NU Kabupaten Malang, menyambut baik kehadiran PKS ini karena menjadi langkah strategis dalam mengembangkan kualitas pesantren di era modern.

“Kami mengapresiasi komitmen FISIP Unira yang hadir bukan hanya sebagai lembaga akademik, tapi mitra nyata dalam membangun ekosistem pesantren. Kolaborasi ini akan memperkuat kapasitas pengurus, ustadz-ustadzah, dan santri,” ujar Agus Ikhwan.

Menurutnya, banyak pesantren membutuhkan pendampingan teknis dalam penyusunan kebijakan ramah anak dan sistem pencegahan perundungan.

Agus Ikhwan juga menjelaskan bahwa kerja sama ini sangat relevan dengan tantangan pesantren masa kini yang harus adaptif terhadap isu perlindungan anak, tata kelola, dan literasi digital.

“Kita butuh penguatan regulasi internal, pelatihan deteksi dini bullying, hingga edukasi bagi santri. Kehadiran akademisi FISIP akan mempercepat modernisasi tata kelola tanpa meninggalkan nilai-nilai pesantren,” tambahnya.

Dalam implementasinya, PKS ini meliputi penyusunan kurikulum Pesantren Ramah Anak, pelatihan pengasuh dan santri, pendampingan kebijakan anti-perundungan, workshop literasi digital, hingga pengembangan pusat konseling dan mediasi berbasis kebutuhan pesantren.

Selain itu, penelitian kolaboratif dan program pengabdian mahasiswa akan diarahkan untuk menjawab problematika sosial-keagamaan di lingkungan pesantren.

Dengan penandatanganan PKS ini, FISIP Unira Malang menegaskan komitmennya sebagai fakultas yang aktif memperkuat ekosistem pendidikan berbasis budaya lokal dan nilai-nilai keagamaan.

PKS ini berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan kedua belah pihak.