TIMES MALANG, SORONG – Sebuah lompatan besar dilakukan Bandara Domine Eduard Osok Sorong (Bandara DEO Sorong) untuk konektivitas udara di Papua Barat Daya dengan membuka kembali tujuh jalur angkutan udara perintis untuk memperluas jangkauan layanan di wilayah provinsi ke-38 itu
Umar Dani Setyo Nugroho, Pelaksana Harian Kepala Kantor UPBU Kelas I Bandara DEO Sorong, membagikan detail rencana terobosan ini di Sorong pada Senin (27/1/2025).
Rute-rute yang terlibat dalam program ini akan mendapatkan subsidi sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam menghubungkan berbagai wilayah di Papua Barat Daya, mengikat mereka dalam sebuah jaringan komunikasi udara yang solid.
"Penerbangan perdana subsidi angkutan udara penumpang perintis 2025 ini bekerja sama dengan maskapai Susi Air," jelasnya.
Nilai pagu anggaran subsidi penerbangan perdana di awal 2025 ini sebesar Rp13,336 miliar dan nilai kontraknya sebesar Rp13,318 miliar.
Penerbangan perdana 2025 akan melayani tujuh rute yang terdiri atas Sorong-Ayawasi, Sorong-Teminabuan, Sorong-Inanwatan, Sorong-Kabare, Sorong-Kebar, Teminabuan-Inanwatan dan Marinda-Kabare.
"Jumlah terbang sepanjang 2025 sebanyak 1.440 penerbangan," ucapnya.
Dia mengakui jumlah penerbangan pada 2025 ada penurunan dari 2024 sebesar 1.768 penerbangan, karena diperkirakan terjadi pengurangan masing-masing rute sekitar dua penerbangan.
"Dengan besaran biaya pada 2025 turun bila dibandingkan dengan 2024, dari Rp14,848 miliar pada 2024 turun menjadi Rp13,318 miliar," katanya.
Penerbangan perdana dengan pesawat perintis Susi Air Tipe Caravan C208 pada 2025 dimulai sejak 27 Januari sampai 31 Desember 2025.
Penerbangan subsidi angkutan udara ini sudah berjalan sejak 2024 dengan nilai kontrak Rp14,848 miliar. Kemudian daya serap mencapai 100 persen dengan melayani tujuh rute yang sama pada 2025. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |