TIMES MALANG, MALANG – Nama Indonesia kembali berkibar di panggung ilmiah internasional. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (FKH UB), Drh. Dyah Ayu Oktavianie AP., M.Biotech., AP.Vet., berhasil meraih penghargaan Best Oral Presenter dalam konferensi gabungan bergengsi 11th Asian Society of Veterinary Pathology (ASVP) dan 16th Malaysian Association of Veterinary Pathology (MAVP), yang digelar di Sepang, Malaysia, pada 25–27 Juni 2025.
Konferensi dua tahunan ini merupakan ajang penting bagi komunitas ilmiah bidang patologi veteriner se-Asia. Lebih dari 150 peserta dari berbagai negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Jepang, India, dan Filipina hadir untuk berbagi pengetahuan, mempresentasikan riset terkini, serta memperluas kolaborasi lintas negara.
Dalam forum tersebut, Drh. Dyah Ayu memaparkan hasil penelitian kolaboratif yang digagas melalui program Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) bersama tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universiti Putra Malaysia (UPM). Penelitian ini dianggap sebagai terobosan dalam pengembangan terapi regeneratif non-sel hidup, yang lebih praktis dan memiliki risiko penolakan tubuh yang lebih rendah.
“Persaingannya sangat ketat. Peserta berasal dari berbagai negara dengan riset yang sangat kuat. Tantangannya adalah bagaimana menyampaikan penelitian secara jelas, ringkas, dan dapat dipahami oleh audiens dari latar belakang negara dan disiplin yang berbeda,” kata Drh. Dyah Ayu.
Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya harus membagi fokus antara tugas sebagai dekan dengan persiapan intensif untuk ajang internasional ini.
“Saya tetap menjalankan tanggung jawab administratif di fakultas sambil menyiapkan core points presentasi agar dapat tampil maksimal di forum internasional,” jelasnya.
Penghargaan ini bukan hanya pengakuan terhadap kualitas riset yang dilakukan di UB, tetapi juga menjadi simbol keberhasilan FKH UB dalam memperkuat budaya akademik berbasis kolaborasi dan inovasi.
“Prestasi ini menjadi motivasi bagi diri saya pribadi dan juga bagi sivitas akademika UB untuk terus meningkatkan scientific thinking, memperluas jejaring riset, dan memperkuat publikasi internasional bereputasi tinggi,” ujarnya.
Capaian tersebut, menurutnya, selaras dengan arah kebijakan Universitas Brawijaya dalam mendorong kerja sama internasional sebagai bagian dari strategi menuju universitas kelas dunia. Riset yang dibawakan juga relevan dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam bidang kesehatan, kerja sama global, dan penguatan kapasitas riset.
Menutup pernyataannya, Drh. Dyah Ayu mendorong sivitas UB untuk aktif mengikuti forum internasional dan menjalin kemitraan strategis dalam bidang penelitian.
“Kita perlu terus mengembangkan inovasi di bidang penelitian dan memperluas jejaring kolaborasi internasional. Masih banyak PR kita untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah riset global, khususnya di bidang patologi veteriner,” tegasnya.
Prestasi ini diharapkan menjadi pemicu semangat baru bagi para peneliti dan akademisi Indonesia untuk terus berkarya dan mengharumkan nama bangsa di kancah ilmiah dunia. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |