TIMES MALANG, MALANG – Momen haru terjadi di Aula Utama Universitas Gajayana (Uniga) Malang saat seorang penyandang disabilitas asal Kelurahan Gadang menerima beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
Beasiswa tersebut diberikan langsung oleh Wakil Rektor II Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Dr. Djuni Farhan, S.E., M.Si., Ak, dalam acara Seminar Publik bertema “Ekspresi dan Prestasi Guna Mewujudkan Indonesia Emas 2045”, Senin (4/8/2025).
Penerima beasiswa adalah Mohammad Abidzakiuddinmally (34), penyandang disabilitas sensorik yang sebelumnya menyampaikan keluhannya terkait sulitnya sistem seleksi perguruan tinggi bagi penyandang disabilitas.
Dalam forum tersebut, Abid mengaku kebingungan memahami mekanisme seleksi seperti SNBP dan SNBT karena tidak ada pendampingan. Ijazah SMA yang diperolehnya sejak 2012 juga menjadi kendala tersendiri.
“Saya benar-benar tidak menyangka bisa mendapatkan kesempatan ini. Terima kasih kepada Uniga yang telah memberi ruang bagi penyandang disabilitas seperti saya untuk kuliah,” ungkap Abid dengan mata berkaca-kaca.
Komitmen Uniga untuk Pendidikan Inklusif
Mohammad Abidzakiuddinmally (tiga dari kiri) berfoto bersama peserta setelah menerima cinderamata dari Universitas Gajayana Malang dalam acara Seminar Publik, Senin (4/8/2025). (Foto: Beril Bestarino/TIMES Indonesia)
Menanggapi hal itu, pihak kampus langsung memberikan beasiswa penuh kepada Abid. Bantuan mencakup bebas biaya pendaftaran, DPP, UKT, hingga biaya wisuda.
“Ini bentuk komitmen kami untuk menghadirkan pendidikan inklusif. Beasiswa ini memang kami prioritaskan bagi masyarakat kurang mampu yang memiliki semangat tinggi untuk kuliah,” jelas Djuni Farhan.
Abid, yang merupakan anak sulung dari empat bersaudara, selama sembilan tahun terakhir bekerja di sebuah restoran burger di Lowokwaru untuk memenuhi kebutuhan hidup. Meski memiliki keterbatasan, ia tetap berusaha mandiri. Kini, ia berencana melanjutkan studi di Program Studi Ilmu Komunikasi Uniga.
Pihak universitas meminta Abid melengkapi dokumen pendukung, seperti surat keterangan tidak mampu dan bukti disabilitas. Jika semua persyaratan terpenuhi, ia akan mulai kuliah pada semester ganjil, September 2025.
“Setelah berkas lengkap, kami akan serahkan SK beasiswa secara simbolis dan terus memantau perkembangannya selama delapan semester,” tambah Djuni. (*)
Pewarta: Abimanyu Satrio Widodo
Pewarta | : TIMES Magang 2025 |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |