TIMES MALANG, MALANG – Calon bupati kader PDI Perjuangan, Gunawan (Abah Gun) memastikan menggandeng dr. Umar Usman, di Pilkada Kabupaten Malang 2024. Rekom parpol dengan masing-masing 1 kursi dewan, Demokrat-Hanura, sudah dipegang bakal paslon ini. 

Akan tetapi, untuk memperkuat dukungan sebagai bakal cabup-cawabup Malang, duet Abah Gun - dr. Umar masih membutuhkan kendaraan politik lebih besar yang bakal mengusungnya. Siapa parpol yang bakal jadi sekoci untuk mereka? 

Sejumlah parpol pemilik banyak kursi di parlemen sudah lebih dulu memastikan bakal paslon yang akan diusung. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Gerindra Kabupaten Malang sudah satu suara, merekomendasi paslon petahana Sanusi dan Lathifah Shohib. 

Selebihnya, masih ada Partai Golkar yang punya 8 kursi DPRD, yang belum resmi menentukan sikapnya. Kubu pendukung Sanusi-Lathifah tercatat yang lebih tampak mendekat ke petinggi partai berlogo pohon beringin ini, di level DPP. 

Sebaliknya, komunikasi politik yang ditunjukkan Abah Gun, banyak intens di tingkat DPD Golkar. Beberapa kali, secara khusus ia sudah menemui Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Malang, Siadi.

Pakar komunikasi politik dari Universitas Negeri Malang, Dr. Akhirul Aminulloh mengungapkan, wacana siapa calon bupati di Pilbup Malang 2024 sebenarnya masih cair dan bisa berubah.

Menurutnya, masih ada PDIP, Golkar, NasDem, dan PKS yang belum menentukan rekomendasinya dijatuhkan kepada siapa.

Selain Golkar dengan 8 kursi, NasDem punya 6 kursi dewan, plus PKS dengan 2 kursi, sejatinya cukup menjadi sekoci mengusung Abah Gun - dr. Umar, dengan dukungan Demokrat-Hanura. 

Aminulloh mengatakan, petahana walaupun sudah mengantongi rekom dari PKB dan Gerindra, tetap menunggu restu dan keputusan PDI Perjuangan. 

"Saya kira, Sanusi masih menunggu rekom dari PDI Perjuangan mengingat dia sebagai kader. Jika rekom PDIP jatuh ke Sanusi, maka pasangan Sanusi bisa tetap Lathifah atau bisa juga berubah. Sanusi akan pasrah soal cawabup ke PDIP sebagai bentuk loyalitasnya," terangnya kepada TIMES Indonesia, Selasa (20/8/2024). 

Pada sisi lain, lanjutnya, petahana Sanusi juga bisa tetap bergandengan dengan Latihifah, manakala PDIP dengan PKB dan Gerindra mencapai kesepakatan.

"Namun begitu, jika Sanusi tidak mendapat rekom dari PDIP,  maka dia akan tetap maju bersama PKB dan Gerindra, dan bisa saja meninggalkan partainya, PDI Perjuangan," kata Aminulloh. 

Belakangan, muncul keresahan kader internal PDIP Kabupaten Malang, yang beranggapan rekom untuk Sanusi atau Gunawan, tak kunjungan dipastikan DPP. Sampai-sampai, sebagian kader banteng ini menyoal, rekom yang sudah kadung diberikan lebih awal oleh parpol lain kepada Sanusi. 

Sama halnya pasangan Gunawan-Umar, walaupun sudah didukung Demokrat dan Hanura mash, menurutnya masih membutuhkan rekomendasi partai lain dan terutama PDIP. 

Menurutnya, Gunawan sebagai kader berharap besar terhadap rekomendasi dari PDIP. Namun jika tidak mendapat rekom dari PDIP, besar kemungkinan Gunawan akan mencari dukungan partai lain, walaupun konsekuensinya harus keluar dari PDIP. 

"Sikap (keputusan rekom) PDIP ini tentu ditunggu-tunggu partai lainnya, untuk menentukan langkah selanjutnya. Tetapi dalam politik, bisa jadi hal ini merupakan strategi PDIP yang kadang menentukan rekomendasi di detik-detik terakhir," kata pria yang juga Kepala Laboratorium Pancasila UM ini. 

Adapun partai Golkar, NasDem, dan PKS, lanjut Aminulloh, bisa jadi juga masih menunggu sikap PDIP. Dan, kecil kemungkinan ketiga partai ini mengusung calon sendiri, di luar Sanusi dan Gunawan, walaupun peluang untuk itu ada. (*)