TIMES MALANG, BATU – Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Batu melonjak dibandingkan tahun lalu. Dinas Kesehatan merespon dengan menggelar Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara massal dan serentak, hari Minggu (25/2/2024).

Langkah ini diambil untuk memutus rantai siklus hidup perkembangbiakan nyamuk demam berdarah yang mengakibatkan bayi berusia 4 tahun warga Kelurahan Temas.

PSN Massal dan Serentak ini juga dihadiri oleh Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai dan Plt Kadis Kesehatan, Aditya Prasaja.

Lewat cara ini Aditya optimis wabah ini menjadi terkendali dengan keterlibatan aktif masyarakat. "Semoga berhasil, karena sebelumnya, tidak pernah ada PSN Massal dan Serentak. Kita yakin dengan upaya ini, siklus hidup nyamuk bisa putus," ujarnya.

Adit menegaskan PSN ini tidak menggunakan pengasapan atau foogging, namun lebih pada gerakan mencari sarang nyamuk dan memusnahkannya.

"Jadi kalau pun kerja bhakti, tidak seperti kerja bhaktu biasa, karena sasarannya adalah sarang nyamuk. Nyamuk ini suka hidup di air bersih," ujar Adit.

Lebih lanjut Adit menjelaskan pihaknya sudah melakukan advokasi beberapa waktu lalu. Ditemukan disekitar locus penderita sarang nyamuk dibawah banyak toples wafer tanaman sayur hidroponik.

"Dibawah sayur kangkung ini kita temukan banyak jentik, di toples wafer itu tidak dikasih ikan, pemiliknya hanya memanen kangkungnya saja tanpa memeriksa airnya," ujar Adit.

Ada juga rumah yang bersih, ada kolam ikannya. Kolam pun terawat dan ada ikan yang bisa memusnahkan sarang nyamuk. Namun tidak jauh dari situ ada bak air untuk wadah menampung air hujan yang ternyata ditemukan jentik nyamuk.

"Kepedulian masyarakat disekitarnya sangat penting, Dinkes tidak mungkin memeriksa semua sudut rumah orang meskipun kita punya jumantik, mari kita bersama-sama menjaga kesehatan diri dan keluarga kita," ujar mantan Camat Bumiaji sembari menerangkan kalau nyamuk dalam sekali terbang bisa mencapai 50 hingga 200 meter.

PSN yang dilakukan hari ini, menurut Adit dilaksanakan serentak di seluruh RT RW se Kota Batu dan akan diulangi satu minggu lagi selama satu bulan.

Sekedar diketahui, kasus Demam Dengue di Kecamatan Bumiaji merata terjadi pada tiga kecamatan. Pada Kecamatan Batu terjadi pada empat desa/kelurahan, yakni Desa Oro-Oro Ombo 5 kasus, Ngaglik 4 kasus, Temas 4 kasus dan Sisir 2 kasus.

Kecamatan Junrejo terjadi di tiga desa yakni Desa Junrejo 3 kasus, Desa Beji 3 kasus dan Desa Mojorejo 1 kasus.

Sementara di Kecamatan Bumiaji dua kasus yakni terjadi di Desa Pandanrejo 1 kasus dan Desa Desa Giripurno 1 kasus.

Sementara kasus Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Temas 14 kasus dua diantaranya Dungeu Shock Syndrome  termasuk Balita yang meninggal dunia. Sisir 2, Sidomulyo 1, Oro-Oro Ombo 3, Ngaglik 3, Sumberjo 2 dan Pesanggrahan 1.

Sementara di Kecamatan Junrejo di Desa Tlekung 2, Desa Junrejo 4 dan Desa Pendem 1. Sedangkan di Kecamatan Bumiaji di Desa Gunungsari 1 orang.

Sekedar diketahui demam dengue adalah demam akibat infeksi virus dengue. Kondisi ini sering disamakan dengan demam berdarah dengue, padahal keduanya berbeda, terutama dari tingkat keparahan gejala dan penanganan yang akan dilakukan.

Demam dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kondisi ini bisa menimbulkan gejala yang bervariasi, mulai dari tanpa gejala, hingga demam tinggi, sakit kepala, tidak enak badan, mual, atau muncul ruam. Sementara itu, demam berdarah dengue adalah demam dengue tingkat lanjut.

Sedangkan Dengue Shock Syndrome (DSS) adalah suatu infeksi dengue yang ditandai dengan gangguan sirkulasi darah. (*)