TIMES MALANG, MALANG – Pemkot Malang menggelar pasar murah bersubsidi di lima kecamatan untuk menekan kenaikan harga bahan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sebanyak 6.000 paket sembako disediakan dan didistribusikan selama lima hari secara bergilir di lima kecamatan.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengatakan, pasar murah ini menjadi langkah intervensi Pemkot untuk menjaga stabilitas harga sekaligus membantu kebutuhan harian warga di tengah kenaikan harga komoditas pokok.

“Ini pasar murah mbois berkelas. Totalnya ada lima kecamatan dan keseluruhan 6.000 paket, setiap kecamatan 1.200 paket. Isi paket sembako bernilai Rp200 ribu, tetapi masyarakat cukup menebus dengan Rp100 ribu,” ujar Wahyu, Selasa (18/11/2025).
Ia mengungkapkan, antusiasme masyarakat cukup tinggi terlihat dari antrean panjang sejak pagi. Kondisi lonjakan harga bahan pokok, menurutnya, membuat masyarakat sangat membutuhkan bantuan sembako murah.
“Mudah-mudahan dengan pasar murah dan beberapa gerakan lain, harga bahan pokok bisa kembali normal. Memang agak sulit karena kita menghadapi Nataru, dan tiap tahun kecenderungannya harga naik,” ungkapnya.
Wahyu menjelaskan, inflasi Kota Malang saat ini juga dipengaruhi kenaikan harga emas perhiasan yang sulit dikendalikan. Selain pasar murah, Pemkot juga menyiapkan opsi pasar murah di sekitar pasar tradisional menjelang puncak musim belanja akhir tahun, seperti model yang pernah dilakukan tahun lalu.
Untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga, Pemkot juga bekerja sama dengan daerah lain.
“Bahan pokok yang lebih murah di daerah lain akan kita beli, lalu dijual kembali di Kota Malang dengan harga lebih rendah dari pasar,” katanya.
Pasar murah berikutnya dijadwalkan digelar di Kecamatan Blimbing pada hari berikutnya. Seluruh rangkaian kegiatan ini menghabiskan anggaran sekitar Rp1 miliar.
“Iya untuk 6 ribu paket ini total satu miliar,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, menyampaikan bahwa pasar murah ini memang menjadi program rutin Pemkot menjelang Nataru untuk mengantisipasi gejolak harga.
“Kami selenggarakan selama lima hari di lima kecamatan, masing-masing 1.200 paket. Isinya beras, minyak, gula, dan bawang putih. Harga normal paket Rp200 ribu, tetapi disubsidi 50 persen sehingga warga hanya membayar Rp100 ribu,” jelasnya.
Menurut Eko, beberapa komoditas seperti beras, minyak goreng, gula, dan bawang memang menunjukkan tren kenaikan di pasar. Karena itu, pasar murah menjadi langkah antisipasi lebih awal.
“Anggaran untuk 6.000 paket sekitar Rp1 miliar dan akan dibagi di lima kecamatan,” pungkasnya.(*)
| Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
| Editor | : Imadudin Muhammad |