TIMES MALANG, MALANG – (KASN) mengadakan Webinar Nilai Dasar Kode Etik dan Kode Perilaku dengan tajuk “Perselingkuhan ASN: Cinta Terlarang, Masalah Menghadang”, Rabu, 30 Agustus 2023. Pada webinar kali ini salah satu narasumbernya, dr. Santi Yuliani, M.Sc., Sp.K.I. mengulas secara lengkap perspektif psikologi terhadap perselingkuhan melalui aplikasi zoom meeting dan juga live streaming di kanal youtube KASN RI.
Definisi selingkuh tidak mesti selalu berkaitan dengan hubungan seksual. Selingkuh sendiri berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri, tidak berterus terang, tidak jujur, curang dan serong.
Sedangkan zina menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yakni perbuatan bersenggama antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat oleh hubungan pernikahan atau perkawinan. Perbedaan besar terlihat antara selingkuh dan zina. Apabila dalam perselingkuhan belum tentu ada perzinaan tapi ketika berbicara perzinaan pasti di dalamnya terdapat perselingkuhan.
Santi merupakan seorang ASN yang berprofesi sebagai psikiater sekaligus selebgram. Ia juga kerap memberikan panduan bagaimana penanganan proses kasus perselingkuhan di instansi pemerintahan. Kali ini, ia memberikan judul pada materi yang dibawakan yaitu “Memahami Perselingkuhan dan Kinerja Neurokimiawi Otak”.
“Jadi saya akan membahas dari sisi kinerja kimiawi otak karena apa? Supaya bapak dan ibu memahami bahwa kita tidak hanya berbicara tentang sesuatu yang abstrak tapi perselingkuhan ini sangat-sangat ada penjelasannya dari sisi otak maupun neuro kimiawinya,” tuturnya.
Santi telah berpengalaman selama 13 tahun terakhir sebagai psikiater dengan fokus pada neuropsychiatric dan electrophysiology. Saat ini ia bertugas sebagai dokter di Rumah Sakit Soerojo, Magelang.
Sebelum memulai menyampaikan materi, ia menegaskan bahwa apa yang akan disampaikan nantinya adalah gender neutral, dimana meskipun pembicara adalah seorang perempuan akan tetapi perlu dipahami ketika ada bahasa kritik maupun evaluasi maka hal tersebut berlaku untuk kedua gender dan tidak menyudutkan gender opposite.
Akhir-akhir ini kasus perselingkuhan ASN ternyata lebih seru untuk diperbincangkan daripada berita tentang para artis di luar sana.
“Saya coba nih cek untuk hastag PNS gitu Bapak Ibu, PNS doang munculnya 1 juta tapi hasilnya tidak ada satupun yang positif seperti PNS berprestasi atau PNS berkualitas,” tutur Santi.
Dalam survey di story instagram pribadinya, Santi menanyakan pendapat kepada para followers mengenai “Apa sih sebenarnya yang ada di dalam benak kalian ketika mendengar ada orang yang berselingkuh?”.
Mengejutkan, kurang lebih sebanyak 700 orang ikut memberikan komentarnya. Terdapat tiga poin utama dari hasil survey tersebut yang pertama perselingkuhan merupakan bahan ghibahan yang asik, kedua perselingkuhan relate dengan kehidupan mereka dan yang menjadi highlight yaitu ketika mendengar perselingkuhan seringkali orang mencari kekurangan pasangan masing-masing.
Selingkuh atau perselingkuhan biasa disebut dengan Infidelity, adalah pelanggaran sebuah kepercayaan, pengkhianatan sebuah hubungan, ataupun pemutusan sebuah kesepakatan. Sedangkan perzinaan atau disebut Adultery diartikan sebagai kecurangan saat menikah, tidak setia, pelanggaran terhadap kontrak pasangan atau kontrak yang diklaim berkaitan dengan eksklusivitas hubungan emosional dan seksual.
Santi menjelaskan bahwa dalam bicara soal perselingkuhan otak yang paling berperan di dalamnya adalah area Limbic System. Dalam area Limbic System terdapat Hypothalamus, Amygdala, Entorhinal Cortex dan Hippocampus yang nanti berperan dalam pengelolaan emosi dan kaitannya dengan hasrat seksual.
Hypothalamus memproduksi zat yang namanya dopamine yang membuat semangat, gembira dan euforia. Di satu sisi dopamine bagus namun disisi lain dopamine juga berbahaya apabila terpengaruh suatu hal dari luar yang tidak sehat dan mengakibatkan adiksi atau kecanduan terhadap hal tersebut. Misalnya kecanduan terhadap milik orang lain, pornografi, judi online dan lain-lain. Ada juga Pituitary Gland yang mana nantinya akan meregulasi hormon.
Lalu ada juga otak otak bagian depan yang merupakan area otak untuk motivasi, planning dan keputusan-keputusan yang sifatnya logic dan eksekutif. Ketika terjadi perselingkuhan maka Limbic System akan mendominasi dan area otak depan mengalami penurunan fungsi.
“Jadi hal-hal inilah yang terjadi di otak ketika bapak ibu mengalami atau mulai terjadi ketertarikan yang bisa berujung kepada perselingkuhan,” tutur Santi.
Lust adalah port the entry atau pintu masuk dari perselingkuhan yang berarti satu kondisi tekanan psikologis yang kemudian memunculkan adanya keinginan yang sangat intens terhadap sesuatu. Lust dapat berupa kekuasaan, jabatan, sexual, harta atapun makanan. Lust ini adalah satu bentuk keinginan menguasai yang tidak bisa dibendung apabila tidak ada niatan untuk belajar dan berlatih mengendalikannya.
Terdapat beberapa fase tentang perselingkuhan di antaranya:
- Fase Lust adalah fase paling penting untuk pencegahan dimana hormon testosteron dan estrogen mendominasi badan.
- Fase Attraction dimana dalam fase ini melibatkan jalur otak yang mengontrol perilaku “reward” dengan hadirnya dopamine serotonin norepinefrin atau adrenalin.
- Fase Emotional Affair dimana fase ini melibatkan jalur otak dopamine. Semakin banyak dopamine yang dikeluarkan maka akan semakin banyak pula receptor yang dihasilkan sehingga menimbulkan Addictions Behaviour. Kondisi ini akan membuat pelakunya preokupasi yang mana isi pikirannya hanya tertuju pada orang yang sedang dikagumi.
- Fase Attachment (Bonding) atau keterikatan adalah fase tersulit untuk dipisahkan karena ada dua hormon yang terlibat yaitu vasopressin dan oxytocin. Hingga muncul quote andalan dari para pelaku perselingkuhan yaitu “Selingan Keluarga Utuh”.
Korban perselingkuhan membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk bisa masuk ke dalam fase pemulihan karena perselingkuhan atau perzinaan itu menghancurkan tiga kebutuhan dasar manusia yakni kepercayaan, harga diri dan rasa aman.
“Fase pemulihan atau fase penyembuhan ini butuh waktu 6 bulan sampai 1 tahun, itu kalau nggak ada selingkuh lagi ya, kalau selingkuhnya diulang makin panjang lagi bapak dan ibu proses pemulihannya,” ucap Santi.
Santi mengingatkan kepada para peserta webinar terkhusus bagi bapak-bapak untuk selalu setia kepada pasangan masing-masing. Sekali seumur hidup cukup satu kali jangan berbilang.
“Khusus untuk bapak-bapak di pagi ini hati-hati ya Pak, di luaran sana juga ada buayawati jadi perlu belajar trik buayawati juga pak biar tidak terpeleset,” tuturnya. (*)
Pewarta | : Hanum Dinda Ayu Fardila (MBKM) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |